TITIKNOL.ID,PENAJAM– Pembangungan Lawe-Lawe kini menjadi bangunan mangkrak, karena sejak tahun 2017 lalu tak kunjung dilanjutkan.
Padahal pembangunan bendungan tersebut sudah menghabiskan anggaran Rp179 miliar dengan sistem proyek multi year atau tahun jamak.
Hal ini menjadi sorotan Wakil Ketua DPRD Penajam Paser Utara (PPU) Raup Muin.
Ia mengatakan, pembangunan bendungan tersebut diperuntukkan untuk mensuplai air baku untuk Perumda Danum Taka.
Namun bendungan belum selesai lanjutnya, sudah dihentikan padahal progres sudah mencapai 85 persen.
“Kami sudah pernah mempertanyakan kelanjutkan pembangunan itu tapi belum ada kejelasan kapan proyek tersebut dilanjutkan. Bagi kami ini sangat disayangkan karena sudah menghabiskan uang ratusan miliar rupiah,” katanya.
Raup Muin mengatakan, pemerintah daerah belum bisa melanjutkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe karena status pinjam pakai lahannya telah berakhir.
Lahan pembangunan bendungan seluas 220 hektare merupakan milik PT Pertamina dengan status pinjam pakai.
Untuk itu, DPRD mendorong pemerintah daerah segera menyelesaikan pengajuan perpanjangan pinjam pakai lahan Pertamina tersebut.
“Kami harap masalah lahan ini bisa segera diselesaikan agar pembangunan bendungan bisa dilanjutkan,” pintanya.
Penyelesaian pembangunan Bendungan Lawe-Lawe, kata Ketua Partai Gerindra PPU ini, sangat dinantikan oleh masyarakat.
Sebab, sampai saat ini masyarakat PPU masih banyak yang belum mendapatkan layanan air bersih dari Perumda Air Minum Danum Taka.
“Bendungan itu harus diselesaikan secepatnya, apalagi warga PPU yang terlayani air bersih hanya kisaran 28 sampai 30 persen,” ungkapnya. (*)