Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi memaparkan penanganan stunting Kota Samarinda pada Roadshow Daring Bersama Menko PMK “Percepatan Penurunan Stunting & Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Kamis (16/3/2023). KOMINFO
TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi menyebut untuk mengurangi kasus stunting di Kota Samarinda, dibutuhkan peran aktif seluruh camat dan lurah hingga kepala RT.
Hal tersebut disampaikan Rusmadi usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) bersama Bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) melalui Zoom Meeting dari Command Center Balai Kota Samarinda pada Kamis, 16 Maret 2023.
Rusmadi mengatakan angka stunting di kota ini masih tinggi, namun berbagai upaya untuk menekan angka stunting terus dilakukan oleh Pemkot Samarinda.
“Tahun lalu stunting Samarinda berada di angka 21,6 persen, namun angka kemiskinannya hanya 0,93 persen dari seluruh penduduk,” ungkap Rusmadi yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kota Samarinda.
Rusmadi menyebutkan APBD Kota Samarinda sudah cukup digelontorkan untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem di kota ini.
Dalam paparannya disebutkan tahun 2022 sebesar Rp 31.495.342.700 dan Tahun 2023 Rp 16.228.264.220. Sementara dukungan APBN tahun 2022 sebesar Rp 5.093.035.250 dan tahun 2023 sebesar Rp 7.741.652.500.
“Di Pemerintah Kota ada yang namanya program Probebaya. Dimana setiap RT per tahunnya mendapat dana Rp 100 juta, yang didalamnya ada kegiatan untuk penurunan stunting dan menanggulangi kemiskinan,” terang Rusmadi.
Ia menjelaskan pula kendala penurunan stunting, pertama kendala intervensi spesifik yakni Rendahnya kunjungan Balita ke Posyandu sehingga pemantauan dan promosi pertumbuhan kurang serta faktor determinan yang mempengaruhi stunting antara lain ekonomi, pola asuh orang tua, sanitasi lingkungan dan air bersih.
Sedangkan Intervensi sensitif yakni Perlunya meningkatkan kerjasama dengan mitra (CSR) terkait bantuan untuk anak stunting, Penyediaan sanitasi dan air Bersih masih terkendala oleh kepemilikan rumah dan lahan tinggal keluarga risiko stunting dan minimnya akses dan pengetahuan tentang makanan bergizi pada keluarga berisiko stunting. (kominfo/adv)