TITIKNOL.ID – Rekaman video seorang pria yang menyebut dirinya ‘Om Bule’ tengah menyindir pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan memplesetkan singkatan IKN menjadi “ibu kota koruptor nepotisme” diduga bukan direkam di IKN.
Diduga, video tersebut direkam di wilayah proyek pembangunan kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang baru di Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, dekat proyek pembangunan perumahan Sana Hills.
“Saya tahu, sempat lihat videonya kan dia rekam berdiri di jalan yang dibangun buat gedung barunya Pemkot Bogor, tapi pemandangannya itu ke perumahan (Sana Hills),” ucap salah satu warga sekitar yang enggan disebutkan namanya dikutip dari Kompas.com di lokasi, Minggu (16/6/2024).
Pemkot Bogor memang berencana membangun kantor pemerintahan baru di wilayah tersebut.
Saat ini para pekerja baru memulai pembangunan dan pembukaan akses jalan Kantor Pemerintahan Frontage Toll Danau Bogor Raya-Parung Banteng 3 yang kelak menjadi titik pusat pemerintahan Kota Bogor yang baru.
Akses jalan itu sudah dicor dan bisa dilalui kendaraan proyek. “Inikan yang baru dibuat akses jalannya dulu, nanti tembus ke tol,” ujar warga.
Akses jalan tersebut bersebelahan dengan Perumahan Sana Hills yang kini juga masih dalam tahap pembangunan.
Salah satu pegawai Sana Hills berinisial E membenarkan sosok bule yang videonya kini viral di media sosial memang merekam di lokasi tersebut.
Menurut E, tanah lapang yang terlihat dalam video merupakan Perumahan Sana Hills yang masih dalam tahap pembangunan.
“Kalau dari gambar yang dilihat, dia memang ngasih lihat ke arah perumahan kami. Tetapi, dia berdirinya di jalan yang dibangun buat kantor Pemkot Bogor,” ujarnya.
Namun, E mengaku tak tahu menahu kapan video tersebut dibuat.
“Saya sendiri enggak tahu kapan dia rekamnya,” ujarnya.
Pegawai Sana Hills lain yang juga tidak mau diungkap identitasnya pun mengaku kerap melihat sosok bule tersebut beraktivitas di wilayah perumahan yang terletak di kawasan Danau Bogor Raya itu.
“Saya sering lihat dia suka lari di kawasan perumahan,” ujar dia.
Pegawai itu menyebut, pria tersebut merekam kawasan proyek pembangunan tanpa izin.
“Kejadian kemarin dia masuk proyek tanpa ada izin dan sepengetahuan pihak proyek kayaknya. Biasanya orang luar tidak bisa masuk proyek sembarangan,” lanjutnya.

Saat Kompas.com mendatangi lokasi, terlihat kawasan pembangunan perumahan Sana Hills sama dengan yang ada di video.
Tampak tanah lapang yang masih dalam tahap pembangunan proyek.
Di lokasi tersebut juga tampak pipa atau gorong-gorong seperti yang terekam dalam video.
Pipa-pipa itu ternyata milik kontraktor proyek perumahan tersebut.
Beberapa pegawai terlihat sedang bekerja memasang pondasi menggunakan mesin bore pile mini crane.
Sedangkan pegawai lainnya sedang meratakan permukaan tanah menggunakan excavator.
Sebelumnya, video seorang pria yang menyebut dirinya “Om Bule” sedang mengkritik pembangunan IKN viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun TikTok @maxi_masker, terlihat seorang pria bertampang bule mengenakan kaos berwarna biru dan topi putih berdiri di sebuah wilayah yang sedang dalam pembangunan.
Bule tersebut mengaku dirinya sedang di IKN. Ia menyebut kepanjangan IKN sebagai “ibu kota koruptor nepotisme”.
“Halo Om Bule lovers, saya lagi ada di IKN, Ibu Kota Koruptor Nepotisme. Di sini kita lihat bangunannya IKN, Ibu Kota Koruptor dan Nepotisme,” ucapnya.
Dalam video itu, pria tersebut juga menyinggung soal ketimpangan masyarakat. Ia menyebut, tengah dilakukan pembangunan rumah-rumah pejabat di kawasan IKN.
Sementara, proyek bangunan bertingkat disebut mangkrak. Disebutkan pula bahwa terjadi krisis air di wilayah tersebut sampai air harus dibawa dari Jakarta.
“Berhubung di sini tidak ada air, dan susah sekali untuk mandi, maka pipa-pipa ini didatangkan dari Jakarta, pipa-pipa akan dipasang sepanjang sini ya,” kata pria tersebut.
“Di sana akan ada hotel, di situ akan ada rumah-rumah, dan kalian mungkin akan tinggal di sini aja (sambil menunjuk sebuah lokasi sempit di pojokan). Nanti dibikin kayak gubuk untuk rakyat jelata, tapi kalo pejabat ya di sana, gunung sudah dikeruk,” imbuh dia. (*)