TitiknolKaltara

Gubernur Zainal Kupas Isu Perdagangan hingga Investasi 132 Miliar Dolar AS di Forum ASEAN

×

Gubernur Zainal Kupas Isu Perdagangan hingga Investasi 132 Miliar Dolar AS di Forum ASEAN

Sebarkan artikel ini

Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang memaparkan potensi Kaltara di Forum ASEAN BAC di Jakarta. DKISP

TITIKNOL.ID, JAKARTA – Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang belum lama ini mengikuti Business Roundtable dalam Forum ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) di Jakarta.

Borneo Business Roundtable adalah forum komunikasi kerjasama peningkatan ekonomi seluruh wilayah di pulau Borneo yang mencakup Kalimantan, Sarawak, dan Sabah Malaysia, serta Labuan dan Brunei Darussalam.

Pada kesempatan itu, Gubernur menyampaikan sejumlah isu strategis di Kaltara. Meliputi isu perdagangan, pembangunan infrastruktur trans Borneo dan pengembangan Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan.

Selain itu juga mengenai upaya reduced emission, deforestation, and degradation dan manejemen penggunaan lahan (REDD+) melalui Heart of Borneo seluas 1,2 juta hektare di Kabupaten Malinau.

Gubernur Zainal berpandangan isu perdagangan cukup penting lantaran Kaltara melakukan kegiatan perdagangan berupa ekspor hasil pertanian.

“Ini selalu kita lakukan sejak dulu. Kita harapkan perdagangan di Kaltara mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bersama dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Pemprov Kaltara juga sedang membangun jalan penghubung dari Malinau menuju Krayan sepanjang 196 kilometer.

“Ini bertujuan untuk membuka akses jalan yang menghubungkan Kaltara dengan Malaysia. Tentunya ini akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Berkaitan dengan KIHI, Gubernur mengungkapkan saat ini tengah berjalan. Ia menargetkan Kaltara sudah memproduksi alumunium ingot sebanyak 500 ribu ton per tahun pada 2025.

Ia juga menyampaikan, banyaknya tenant yang bakal masuk di KIHI. Dari situ, Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman/investasi modal asing Kaltara akan meningkat, bahkan diprediksi mencapai 132 miliar dolar Amerika Serikat (AS). (dkisp/red/adv)