Nasional

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, 2 Rute Penerbangan di Bandara Lombok Dibatalkan

×

Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, 2 Rute Penerbangan di Bandara Lombok Dibatalkan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. Gunung Lewotobi Laki-laki meletus pada Sabtu (9/11/2024) pukul 04.47 Wita( (Sumber: Dok. PGA Lewotobi Laki-laki/Kompas.com) )

TITIKNOL.ID – PT Angkasa Pura I di Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan telah membatalkan dua rute penerbangan dari dan menuju Bandara Lombok akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Arif Haryanto, Humas Bandara Lombok, pembatalan tersebut berlaku untuk penerbangan domestik dari Lombok ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta serta sebaliknya, dan juga untuk rute internasional antara Lombok serta Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.

“Itu informasi sementara dari pihak maskapai ada dua rute penerbangan yang dibatalkan dampak letusan Gunung Lewotobi,” kata Perwakilan Humas Bandara Lombok, Arif Haryanto di Lombok Tengah, NTB, Rabu (13/11/2024).

“Ada dua rute penerbangan atau empat penerbangan dari dua maskapai yang membatalkan penerbangan hari ini, baik keberangkatan maupun kedatangan,” katanya.

Selain itu, beberapa rute mengalami penundaan, termasuk Jakarta-Lombok, Surabaya-Lombok, Denpasar-Lombok, dan Singapura-Lombok, yang mungkin masih mengalami perubahan bergantung pada kondisi cuaca dan arah angin.

Meski terdapat pembatalan dan penundaan, Bandara Lombok tetap beroperasi seperti biasa.

“Bandara Lombok tetap buka dan operasional masih berlangsung, meskipun ada beberapa maskapai yang membatalkan penerbangan dan delay,” katanya dikutip dari Antara.

Sebagai tindakan pencegahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan larangan aktivitas dalam radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi.

Terkecuali bagi tim SAR gabungan yang bekerja sesuai rekomendasi Badan Geologi Kementerian ESDM untuk memastikan keselamatan.

Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang statusnya telah ditingkatkan ke Level IV (Awas) oleh Badan Geologi menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat sejak 3 November 2024.

Analisis menunjukkan bahwa desa-desa di sekitar zona bahaya tujuh kilometer berisiko terdampak lontaran material vulkanik dan banjir lahar dingin dari letusan. (*)