Nasional

Ditetapkan Tersangka KPK, Ini Profil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

32
×

Ditetapkan Tersangka KPK, Ini Profil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Jendral DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dalam Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah dari PDI Perjuangan Tahap 3. (Dok: PDIP)

TITIKNOL.ID – Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal ini tercantum pada Surat Penyidikan Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tanggal 23 Desember 2024.

Ketua KPK Setyo Budiyanto, dalam konferensi pers, Selasa (24/12/2024) menjelaskan Hasto masuk dalam ruang lingkup kasus yang sebelumnya menjerat Harun Masiku.

“Dengan uraian penyidikan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh tersangka HK (Hasto Kristiyanto) bersama-sama Harun Masiku dan kawan-kawan berupa pemberian suatu hadiah atau janji kepada Wahyu Setiawan selaku anggota Komisi Pemilihan Umum Periode 2017 – 2022,” kata Setyo.

Peran Hasto dalam kasus suap eks caleg PDIP Harun Masiku adalah menghalangi penyidikan dan penangkapan Harun Masiku saat KPK akan melakukan tangkap tangan.

“Bahwa pada tanggal 8 Januari 2020 pada saat proses tangkap tangan oleh KPK, Saudara HK (Hasto Kristiyanto, red) memerintahkan salah satu pegawainya di Jl. Sutan Sjahrir yang biasa digunakan sebagai kantor, untuk menelepon kepada HM (Harun Masiku, red) dan memerintahkan supaya merendam HP dalam air dan segera melarikan diri,” jelasnya.

Bahkan, menurut Setyo, Hasto meminta Harun Masiku menenggelam ponsel agar menghindari kejaran penyidik.

“Bahwa pada tanggal 6 Juni 2024 sebelum Saudara HK diperiksa sebagai saksi oleh KPK, Saudara HK memerintahkan kepada salah satu pegawainya, untuk menenggelamkan HP yang dalam penguasaan pegawai tersebut agar tidak ditemukan oleh KPK,” ujar Setyo.

Profil dan Biodata Hasto Kristiyanto

Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966. Dia berasal dari keluarga dengan latar belakang budaya Jawa yang kental.

Ayah Hasto bernama Antonius Krido Pardjono dan sang ibu bernama Yohana Sutami.

Semasa di bangku Sekolah Dasar, Hasto sangat tertarik dengan cerita-cerita wayang, dan alam budaya Jawa sangat Kisah yang paling dia sukai adalah Mahabharata, sebuah adegan konflik kekuasaan antara kebenaran dan kebathilan.

Baca Juga:   Alasan Desa Girimukti di Penajam Paser Utara Kaltim jadi Desa Binaan Imigrasi

Semasa SMA di Kolese de Britto, Hasto mulai tertarik dengan membaca buku-buku politik, sejalan dengan aktivitas saat SMA yang dilalui dengan berbagai macam organisasi.

Dia juga banyak menyaksikan peristiwa-peristiwa kebudayaan di Yogyakarta, serta perkembangan dinamika politik yang sangat keras.

Hal ini mempengaruhi dirinya dalam mengembangkan ketrampilan berorganisasi.

Setelah lulus SMA, Hasto melanjutkan studi perguruan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Teknik Kimia pada tahun 1985. Semasa kuliah, Hasto banyak ikut organisasi kemahasiswaan.

Bakatnya yang menonjol dalam berorganisasi ditunjukkan dengan terpilihnya Hasto menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.

Selain itu, dalam pergulatan aktivitas organisasi kemahawasiswaan, Hasto banyak membaca mengenai permasalahan rakyat, terlebih di masa itu situasi represi Orde Baru mencapai puncaknya.

Hasto juga banyak membaca buku-buku tentang Sukarno dan gagasannya mengenai Indonesia Raya.

Perspektif pemikiran Presiden RI pertama ini yang kemudian mempengaruhi dalam cara berpolitik dan idealisme politiknya.

Setelah lulus kuliah pada 1991, Hasto sempat berkarier di BUMN PT Rekayasa Industri.

Pada awal kariernya dia menempati jabatan UOA Precommissioning/Commissioning Enginer untuk menjalankan pabrik di instrument air dryer, Water Treatment, Gas Turbine Generator dan Pabrik Ammonia.

Meski memulai karier di dunia industri, ketertarikan Hasto terhadap politik terus berkembang.

Kemudian, dia memutuskan bergabung dengan PDI Perjuangan pada 1999.

Dia terpilih menjadi Anggotas DPR RI pada tahun 2024 dari daerah pemilihan Jawa Timur.

Keberhasilannya di DPR membawa Hasto hingga posisi puncak di DPP PDI Perjuangan.

Pada 2014 dia menggantikan Tjahjo Kumolo sebagai Sekretaris Jenderal PDIP hingga saat ini. (*)