NasionalUncategorized

Istilah NPD Belakangan Viral di Media Sosial, Yuk Kenali Penyebab hingga Gejalanya

43
×

Istilah NPD Belakangan Viral di Media Sosial, Yuk Kenali Penyebab hingga Gejalanya

Sebarkan artikel ini
Istilah NPD belakangan ramai diperbincagkan di media sosial. Lantas, apa itu NPD? Simak ulasan berikut ini.(Freepik)

TITIKNOL.ID – Belakangan ini di media sosial ramai diperbincangkan istilah ‘NPD’.

Istilah ‘NPD’ ini digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang dianggap hanya mempedulikan diri sendiri atau berperilaku narsistik.

Mereka juga cenderung menginginkan perhatian, pujian, dan pengakuan secara terus-menerus dari orang lain.

Lantas, apa sebenarnya NPD itu?

Dikutip dari www.siloamhospitals.com, Narcissistic personality disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik adalah salah satu jenis gangguan mental di mana pengidapnya menganggap dirinya lebih baik dan lebih penting daripada orang lain sehingga orang lain harus mengagumi, mencintai, dan  membanggakannya.

Pengidap NPD cenderung memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi.

Namun, narsistik berbeda dengan rasa kepercayaan diri.

Rasa percaya diri yang positif terbentuk berdasarkan kualitas diri dan pencapaian.

Sementara itu, narsistik kerap didasari oleh ketakutan apabila orang lain melihat kelemahannya dan rasa takut akan kegagalan. Oleh karena itu, pengidap narsistik juga rentan jatuh ke dalam depresi jika dikritik orang lain.

Hingga kini, sebetulnya belum diketahui secara pasti apa penyebab munculnya gangguan kepribadian yang satu ini.

Namun, beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko narsistik adalah sebagai berikut:

– Faktor neurobiologi, hubungan antara otak dengan perilaku dan pola pikir.

– Memiliki keluarga dengan riwayat narcissistic personality disorder (NPD).

– Pola asuh orang tua yang tidak tepat, terlalu menuntut tinggi atau bahkan memanjakan anak secara berlebihan.

– Terlalu banyak atau kurang menerima pujian selama masa kanak-kanak.

– Pengalaman traumatis di masa lalu, seperti penelantaran atau kekerasan.

– Memiliki karakteristik dan sifat yang mudah emosi.

Gejala Gangguan Kepribadian Narsistik
 
Gejala gangguan kepribadian narsistik berbeda-beda pada setiap pengidap. Namun, beberapa gejala yang umumnya muncul antara lain:

– Merasa pantas dikagumi secara berlebihan.

– Mementingkan kepentingan diri sendiri.

– Merasa lebih unggul dari orang lain (superior complex).

– Melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian orang lain, misalnya berpura-pura sakit.

– Menganggap orang lain lebih rendah.

– Mengharapkan diperlakukan secara khusus oleh orang lain.

– Memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadi.

– Bersikap arogan dan angkuh.

– Menginginkan kesempurnaan dalam segala hal.

– Merasa iri dan terancam atas kehadiran atau pencapaian orang lain.

– Tidak dapat memahami perasaan atau emosi orang lain.

– Sering berkhayal tentang kesuksesan, kekuasaan, penampilan yang rupawan, dan pasangan yang sempurna.

Dikarenakan sikapnya yang sulit menerima kritik dari orang lain, orang dengan kepribadian narsistik juga bisa menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

– Mudah tersinggung dan marah.

– Tidak sabaran.

– Bersikap superior.

– Kesulitan mengatur perasaan.

– Depresi dan murung saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

– Kesulitan mengelola stres.

– Menyembunyikan perasaan insecure dan malu.

Diagnosis Gangguan Kepribadian Narsistik
 
Dalam menegakkan diagnosis pada gangguan kepribadian narsistik, dokter akan menggunakan pedoman dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM).

Pada pedoman tersebut, pasien dinyatakan mengalami NPD apabila memenuhi 5 dari 9 ciri berikut:

– Membutuhkan pujian dan validasi yang konstan dari orang-orang di sekitarnya.

– Merasa dirinya paling baik di antara orang lain.

– Merasa dirinya istimewa dan hanya bersedia berteman dengan orang yang dirasa setara.

– Selalu mengkhayal tentang kecerdasan, kesuksesan, kecantikan, kekuasaan, dan pasangan yang sempurna.

– Mengharapkan perlakuan khusus dari orang lain.

– Menganggap orang iri dengannya atau merasa iri dengan orang lain.

– Sombong dan arogan.

– Sering memanfaatkan orang lain untuk keuntungan sendiri.

– Memiliki sedikit empati dan tidak peduli pada pe

Cara Mencegah Gangguan Kepribadian Narsistik
 
Meski tidak ada cara khusus untuk mencegah gangguan kepribadian narsistik, terdapat sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk membantu meminimalkan risiko timbulnya narsistik, antara lain:

– Mempelajari pola asuh anak yang benar dengan berkonsultasi dengan terapis atau menjalani kelas parenting.

– Melakukan terapi keluarga untuk mengatasi tekanan atau konflik emosional yang dialami dan mengetahui cara komunikasi yang sehat.

– Segera menjalani pengobatan apabila mengalami gangguan mental, terutama bila muncul saat masa kanak-kanak.(*)