TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) memberikan angin segar bagi para tenaga pendidik honorer.
Sebanyak 25.000 guru honorer dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK, PAUD, SD, SMP, hingga guru pesantren dan pengajar mengaji di TPA, kini menerima tambahan insentif sebesar Rp500 ribu per bulan.
Insentif ini merupakan realisasi janji Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim untuk meningkatkan kesejahteraan para guru, terutama mereka yang telah lama mengabdi namun belum berstatus PNS.
“Selama ini insentif sudah ada, baik untuk guru negeri maupun honorer. Tapi kami melihat ada kesenjangan cukup besar, terutama bagi guru honorer di daerah pedalaman. Karena itu, fokus kami adalah memberikan tambahan bagi mereka,” kata Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Kaltim, Dasmiah, Minggu (12/10/2025).
Insentif ini mulai dicairkan untuk periode Juli hingga Desember 2025, dan proses transfer ke rekening para guru honorer telah dimulai sejak September 2025.
Dasmiah menyebut, untuk teknis pelaksanaan dan pendataan lebih rinci, masyarakat bisa langsung mengonfirmasi ke Biro Kesra atau Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten/kota masing-masing.
Program ini secara khusus menyasar guru-guru honorer yang mengajar di wilayah terpencil, terutama di kawasan perkebunan sawit dan pedalaman, seperti di Kabupaten Mahakam Ulu, Berau, Penajam Paser Utara, Paser, dan wilayah pelosok lainnya.
“Banyak dari mereka adalah guru PAUD lulusan SMA yang telah mengabdikan diri dengan tulus. Mereka adalah garda terdepan pendidikan, meski jauh dari sorotan,” ujar Dasmiah.
Ia menambahkan bahwa tambahan Rp500 ribu sangat berarti bagi guru-guru honorer yang rata-rata hanya berpenghasilan sekitar Rp1 juta per bulan.
“Saya pribadi sangat memahami kondisi mereka, karena saya juga pernah menjadi guru honorer. Jadi, saya tahu betul betapa pentingnya dukungan seperti ini,” ucapnya.
Dengan program ini, Pemprov Kaltim berharap semangat para guru honorer terus terjaga dalam mendidik generasi penerus bangsa, di mana pun mereka berada. (*)
