Presiden Joko Widodo menyampaikan kekecewaan dan kesedihan atas keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah dalam ajang Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar Mei dan Juni mendatang. TITIKNOL.ID/HO
TITIKNOL.ID,JAKARTA– Presiden Joko Widodo menyampaikan kekecewaan dan kesedihan atas keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah dalam ajang Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar Mei dan Juni mendatang.
“Saya sedih dan kecewa dengan pembatalan ini,” katanya kepada Pers, Kamis (30/3/2023).
Namun ia meminta agar pembatalan Piala Dunia ini tidak saling menyalahkan satu sama lain.
Bukan hanya itu, juga tidak menghabiskan energi hanya untuk menyalahkan satu sama lain.
“Kita sebagai bangsa yang besar, mari melihat ke depan. Jadikan ini pembelajaran untuk sepakbola nasional Indonesia,” katanya.
Ia juga sudah meminta Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk semaksimal mungkin sepakbola Indonesia tidak terkena sanksi dan masih diberikan kesempatan untuk menjadi tuan rumah even internasional lainnya.
Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Pupus sudah harapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2024 yang rencananya akan digelar Mei mendatang.
FIFA telah memutuskan untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah.
Ketua umum PSSI, Erick Thohir menyatakan sudah berjuang semaksimal mungkin saat bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Doha, Qatar, Rabu (29/3) untuk memperjuangkan agar penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tetap berjalan di tanah air.
Namun, posisi Indonesia yang menjadi salah satu anggotanya, menurut Erick harus tunduk pada kewenangan dan keputusan yang diberikan FIFA yang membatalkan ajang sepakbola nomor dua bergengsi itu di Indonesia.
“Saya sudah berjuang maksimal. Setelah menyampaikan surat dari Presiden Jokowi, dan berbicara panjang dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, kita harus menerima keputusan FIFA yang membatalkan penyelenggaraan event yang kita sama-sama nantikan itu,” ujar Erick Thohir dari Doha, Qatar.
Ia menambahkan, keputusan yang merupakan kewenangan FIFA sebagai lembaga tertinggi sepak bola dunia dengan 211 anggota dari berbagai belahan dunia, tidak bisa ditolak lagi.
“Indonesia adalah salah satu anggota FIFA, sehingga untuk urusan sepakbola internasional, kita harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Meskipun saya tadi sudah menyampaikan segala hal kepada Gianni, apa yang dititipkan Presiden, pecinta sepakbola, anak-anak timnas U-20, dan juga suporter setia sepakbola, tapi karena kita anggotanya dan FIFA menilai situasi saat ini tidak bisa dilanjutkan penyelenggaraannya, maka kita harus tunduk,” lanjut Erick.
Meski demikian, dengan ketegaran yang masih dimilikinya, Erick berusaha mengambil hikmah dari prahara berat bagi sepakbola nasional ini.
“Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepakbola tetap berkepala tegak atas keputusan berat FIFA ini.
Sebab saya berpendirian, karena itu, ini saatnya kita harus membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola, menuju sepak bola bersih dan berprestasi,” pungkasnya. (*)