Sekprov Kaltara Suriansyah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) mengikuti rapat Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin langsung oleh Mendagri RI, Tito Karnavian, Senin (7/8/2023). DKISP/RED
TITIKNOL.ID, TANJUNG SELOR – Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Suriansyah menyatakan Pemprov sigap dan akan segera berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam penanganan inflasi yang diakibatkan cuaca El Nino.
Hal itu disampaikan Sekprov saat mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah (PID) 2023 di Kantor Gubernur Kaltara, Senin (7/8/2023), secara daring. Rapat itu dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI), Tito Karnavian.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan bahwa inflasi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perubahan iklim yang berfokus pada dampak El Nino dan IOD+. Fenomena El Nino dan IOD+ ini memiliki pengaruh besar terhadap inflasi di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Dwikorita mengungkapkan bahwa fenomena El Nino dan IOD+ membawa dampak buruk bagi banyak negara, termasuk kegagalan panen, ketersediaan air bersih yang minim, dan meningkatnya risiko kebakaran hutan yang disebabkan oleh pemanasan global. Data menunjukkan bahwa fenomena El Nino dan IOD+ terjadi selama Agustus hingga September 2023.
Kemunculan El Nino dan IOD+ kini lebih sering terjadi, yaitu setiap dua sampai tiga tahun sekali, dibandingkan dengan tahun 80-an yang terjadi setiap tujuh tahun sekali. Hal ini menyebabkan rentan terjadinya kekeringan dan pemanasan global.
Namun, analisis dan Prediksi ENSO menyatakan bahwa El Nino dan IOD+ yang terjadi di Indonesia pada periode ini tergolong dalam kategori moderat dan lemah. Hal ini disebabkan oleh wilayah perairan Indonesia yang luas sehingga tidak terlalu terpengaruh oleh fenomena tersebut.
Mendagri Tito Karnavian menyampaikan, perubahan cuaca El Nino yang esktrim akan sangat berpengaruh terhadap gerak inflasi disemua kabupaten kota tanpa terkecuali, perlu langkah antisipasi sejak dini terhadap potensi dampak kekeringan. Menurutnya, perubahan pasokan bahan pangan berakibat pada penurunan minat beli, yang menyebabkan inflasi meningkat.
“Ini ada cuaca ada El Nino, yang panas, dampak Elmino di beberapa negara sangat berpengaruh,” ucapnya.
Mendagri Tito juga meminta setiap daeah untuk mengecek ketersediaan Gudang Bulog menyangkut produksi. Apabila dirasa tidak cukup agar segera mengambil langkah antisipasi.
Saat ini, lanjut Tito, berdasarkan data evaluasi Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Juni 2023 sebesar 0,21 persen (mtm), year to year (yoy) sebesar 3.08 persen. Di mana, terdapat 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi.
Sementara penyumbang inflasi berdasarkan wilayah di Pulau Kalimantan yaitu Balikpapan (0,53 persen), Tarakan (0,36 persen), Samarinda (0,34 persen), Tanjung Selor (0,34 persen), dan Sampit (0,26 persen). Adapun penyumbang inflasi dari bulan Juni ke Juli terdiri daging ayam ras, cabai merah, bawang putih dan telur ayam ras. (dkisp/red/adv)