Penajam

DLH PPU Dorong Kesadaran Masyarakat untuk Mengurangi Sampah

99
×

DLH PPU Dorong Kesadaran Masyarakat untuk Mengurangi Sampah

Sebarkan artikel ini

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pengolahan dan penanganan sampah di mulai dari rumah masing-masing

SAMPAH – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pengolahan dan penanganan sampah di mulai dari rumah masing-masing. TITIKNOL.ID/HO/WARGA

TITIKNOL.ID,PENAJAM – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Penajam Paser Utara (PPU), Kaltim terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pengolahan dan penanganan sampah di mulai dari rumah masing-masing.

Disampaikan Sekretaris DLH PPU, Syamsiah, selama ini pengurangan sampah dilakukan pemerintah mulai dari TPS hingga TPA sehingga kedepan peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan.

“Seharusnya pengurangan sampah itu dilakukan pemerintah mulai dari TPS hingga TPA. Nah kalau untuk penanganan dilakukan masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

Caranya, lanjut Syamsiah masyarakat harus mulai terbiasa melakukan penanganan dari rumah tangga dengan memisahkan penanganan sampah organik, yang memiliki nilai ekonomi dan tidak memiliki nilai ekonomi.

Untuk nilai ekonomi katanya, maka masyarakat bisa mengumpulkan kemudian dijual untuk hasilnya bisa dimanfaatkan termasuk untuk disedekahkan.

“Jadi sampah yang dibawa ke TPS itu adalah sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis,” ucapnya

Lebih lanjut ditegaskan Sekretaris DLH PPU itu, selama ini pihaknya masih menjadi regulator dan eksekutor dalam penanganan sampah.

Padahal seharusnya tugas pemerintah hanya menangani sampah yang dibuang masyrakat di TPS kemudian dilanjutkan petugas ke TPA.

Kedepan, ia berencana ke depan DLH PPU akan membuat program menjemput sampah di setiap rumah warga.

Ia mengatakan, untuk penjemputan sampah di rumah warga maka perlu disiapkan tiga tempat di rumah-rumah warga, baik itu sampah organik, memiliki nilai ekonomi maupun tidak memiliki nilai ekonomi.

Nantinya petugas yang akan mengambil sampah-sampah di rumah warga sesuai dengan jenis sampah yang ada.

“Misalnya, Senin ambil sampah organik, 2 hari berikutnya sampah tidak memiliki nilai ekonomis. Nah yang miliki nilai ekonomis dan bisa dijual silahkan warga yang melakukan itu,” ujarnya.

Baca Juga:   Angkot di Balikpapan Dapat Sorotan, dari Izin Trayek hingga Perilaku Sopir Merokok

Namun ia mengatakan untuk melakukan ini perlu anggaran cukup besar karena harus menyediakan tempat sampah di masing-masing rumah.

Syamsiah menyatakan untuk percontohan bisa dilakukan hanya beberapa rumah dan bila ini sukses maka bisa dilanjutkan lagi.

“Nanti kalau sistem jemput sampah di rumah warga itu juga bisa meningkatkan PAD dari sisi retribusi sampah. Memang nilainya tidak seberapa tapi minimal soal sampah bisa ditangani,” katanya. (Advertorial)