Bulungan

Mengenal Ternak Kambing Modern di Bulungan Kaltara, Punya Ikon Si Love 

31
×

Mengenal Ternak Kambing Modern di Bulungan Kaltara, Punya Ikon Si Love 

Sebarkan artikel ini
PETERNAKAN KAMBING BULUNGAN - Ilustrasi peternakan kambing. Program ternak kambing modern dengan skema kemitraan dibangun tokoh masyarakat sekaligus pengusaha yakni Chieto Karno semakin berkembang pesat. (HO/BMF)

TITIKNOL.ID, TANJUNG SELOR – Di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara terdapat program peternakan kambing yang populer dan terkenal disana. Dimulai dari nol kini mulai berkembang. 

Program ternak kambing modern dengan skema kemitraan dibangun tokoh masyarakat sekaligus pengusaha yakni Chieto Karno semakin berkembang pesat.

Program yang digagas Asse sapaan akrab Cheito Karno kini memunculkan peternak-peternak handal. 

Saat ini, terdapat 80 lebih mitra peternak binaan wadah Bulungan Mandiri Farm (BMF) yang tersebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara untuk peternakan kambing.

Selain kambing, BMF juga mengembangkan peternakan sapi dan babi.

Beragam inovasi dalam pembangunan kandang lahir dari tangan-tangan mitra BMF. 
Salah satunya yang cukup menarik adalah peternakan milik Edi (47 tahun).

Mitra BMF, yang merupakan perantau asal Semarang, Jawa Tengah yang kini bermukim di Desa Tanjung Agung, Kecamatan Tanjung Palas Timur. 

Dengan kepiawaian Edi mengolah kayu menjadi bahan furniture, membuat kandang kambing yang menampung 31 ekor saat ini dibuat indah dipandang mata. 

Sekat yang dibuat mirip kamar ini dibatasi dengan kayu yang dikerjakan dengan teliti. Halus dan sangat rapi.

“Ini kandang kambing kelas bintang lima,” ujar Asse, Saat meninjau kandang kambing yang sangat rapi dan bersih.

Teras depan dicor rata dengan lantai kandang yang dibuat panggung.

Pada kolong panggung, kotoran kambing langsung jatuh dan hampir tiap minggu di kumpulkan untuk difermentasi. 

Sekeliling kandang, tanaman ubi jalar cukup subur di antara pohon-pohon indogofera dan rumput pachong yang ditanam untuk pakan kambing.

“Setiap bulan kotoran kambignya bisa mencapai 10 karung,” ujar edi.

Kotoran kambing paling bagus untuk pupuk tanaman. Satu karungnya dijual Edi ke petani seharga Rp50 ribu.

Baca Juga:   Kali Kelima Beruntun! Pemkab Bulungan Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Pembelinya pun tidak perlu bersusah payah. Petani yang datang sendiri mencari.

Pada pojok teras depan, mesin pencacah pakan kambing dengan mesin penggeraknya tertata rapi dan selalu bersih. Aroma kotoran kambing dan urine kambing nyaris tidak tercium.

Di tangan Edi yang keseharian juga sebagai tukang, kayu-kayu yang dibuat sebagai bahan kandang pun adalah kayu-kayu pilihan. Diproses sangat rapi dan halus.

Tempat makanan kambing dibuat dari papan yang dirakit mirip palungan, pun selalu bersih.

Lantai kayu tempat kambing beraktifitas pun tidak tampak ada kotoran kambing yang lengket.

Kandang yang sangat rapi dengan ukuran 8×15 meter itu dibangun menghabiskan sekitar Rp90 juta.

Sejak menjadi mitra BMF tahun 2021, Edi sudah mendapat bagian sebanyak 4 ekor dari dua ekor induk yang diperoleh dari pola kemitraan yang dikembangkan BMF kepada para peternak di Bulungan.

Dalam pola kemitraan ini, BMF sebagai pemilik kambing dan peternak masing-masing menerima bagian 50 persen dari perkembangan biakan kambing.

“Di daerah ini masih ada beberapa mitra BMF, tetapi saya lihat kandang kambing ini yang memang layak sebagai kandang bintang lima,” katanya.

Di kandang ini, ada ikon lain yang cukup menarik perhatian, yaitu Love.

Dia nama seekor kambing jatan jenis Crossboer milik Edi yang sangat jinak.

Nama love itu diberikan, karena saat masih kecil, di punggung kambing yang sudah jadi pejantan ini ada gumpalan bulu yang mirip gambar hati.

“Makanya istri saya ngasi nama love. Itu melekat dan dia pun tahu kalau dipanggil,” ujar Edi sambil tersenyum.

Sejak kecil dia sudah terlatih bermain dengan pemilik atau siapapun yang berkunjung ke kandang.

Begitu namanya dipanggil, si Love yang berbulu putih campur dengan leher berbulu hitam langsung gelisah di kamarnya.

Baca Juga:   Lowongan Kerja, Dibuka CPNS 2024 Pemkab Malinau Butuh 65 Orang dari 52 Formasi 

Dia ingin segera keluar kandang menyapa pengunjung.

Ketika pagar dibuka, Love langsung mendekatkan kepala ditumbuhi tanduk sekitar sejengkal.

Dia mengajak untuk bermain seolah-olah akan menanduk. Dia bisa berdiri seperti ingin menyerang. Love terlatih memainkan aksinya tanpa mencederai siapapun.

“Dia tidak pernah nanduk orang. Dia cuman atraksi,” ujar Edi.

Sebelum Edi bergabung dengan BMF, dia memulai ternak kambing dengan membeli indukan dari Pulau Jawa dalam kondisi hamil.

Nahas, selama perjalanan ternyata kambing hamil itu stres sehingga anak yang dilahirkan pun hanya hidup 3 ekor. 

Meski di awal pernah merasakan kekecewaan, semua kambing yang ada di kandangnya saat ini dia jual pasti untung. Sehingga pinjaman di bank pun bisa dilunasi.

“Ya bersyukur dari peternakan ini anak saya bisa beli laptopnya untuk sekolah,” jelasnya.

Kambing di peternakan milik Edi ini adalah jenis boer. Sama dengan jenis kambing yang dikembangkan BMF.

Keunggulan kambing jenis Boer adalah dagingnya yang lebih banyak dari pada kambing pedaging pada umumnya.

Rata-rata kambing pedaging hanya mengandung 6 kilogram daging. Sedangkan untuk Kambing jenis boer, dagingnya adalah 30 persen dari bobot badannya.

“BMF sudah menguji itu. Dan benar, kambing boer ini lebih banyak dagingnya,” katanya.

Selain daging yang lebih banyak, daging kambing jenis boer juga terkenal tidak bau dan memiliki tekstur yang lebih lembut.

“Harga memang sedikit lebih mahal dari kambing daging pada umumnya. Tetapi bagi mereka yang paham, mereka tetap memilih kambing jenis boer,” bebernya. (*)