SamarindaTitiknolKaltim

3 Kota di Kaltim Serentak Terendam Banjir, Warga Khawatir Hujan Sejak Subuh

79
×

3 Kota di Kaltim Serentak Terendam Banjir, Warga Khawatir Hujan Sejak Subuh

Sebarkan artikel ini
BANJIR LONGSOR KALTIM - Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda tiga kota di Provinsi Kalimantan Timur yakni, Kota Samarinda, Tenggarong di Kutai Kartanegara dan Kota Bontang, Senin (12/5/2025). BPBD menghimbau masyarakat agar sementara waktu menggunakan jalur alternatif untuk bepergian, mengingat kondisi jalan di lokasi longsor masih rawan. (HO/BMKG Samarinda)

TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda tiga kota di Provinsi Kalimantan Timur yakni, Kota Samarinda, Tenggarong di Kutai Kartanegara dan Kota Bontang. 

Untuk situasi Kota Samarinda, ibukota Kalimantan Timur, sejak dini hari hingga siang hari pada Senin 12 Mei 2025 dilanda hujan deras.

Kontan saja hal ini kemudian menyebabkan bencana alam di sejumlah titik, terjadi genangan banjir dan petaka tanah longsor.

Tak hanya banjir, hujan deras yang berlangsung sejak pukul 04.00 hingga 12.00 Wita.

Salah satu titik terdampak adalah area lereng inlet tunnel Samarinda yang terletak di Jalan Sultan Alimuddin, Kota Samarinda. 

Longsoran terjadi di sisi kanan lereng portal terowongan sekitar pukul 09.17 Wita.

Kondisi ini mengubah wajah kawasan inlet yang sebelumnya tampak stabil tanpa tanda-tanda pergerakan tanah hingga 11 Mei 2025.

Bahkan monitoring lereng yang dilakukan hingga sehari sebelumnya menunjukkan tidak ada gejala kerusakan. Namun, hujan lebat yang turun secara terus-menerus akhirnya memicu terjadinya rontokan besar dari lereng tersebut.

Kepala Dinas PUPR Kota Samarinda, Desy Damayanti, menyampaikan bahwa insiden ini hanya terjadi pada satu titik dan tidak berdampak pada area lain di sekitar tunnel.

“Pada lokasi ini, terjadi pergerakan lereng di area sisi kanan portal terowongan. Untuk area lain, baik itu di dalam terowongan ataupun di lereng sisi outlet (Jalan Kakap) tidak terjadi pergerakan apapun dan dinyatakan aman,” kata Desy.

Ia menambahkan, sejak Februari 2025, tim teknis telah melakukan investigasi geologi di lokasi tersebut.

Hasil investigasi menunjukkan adanya timbunan material longsoran masa lampau atau talus deposit yang berada di luar Right of Way (ROW) dan berpotensi memicu pergerakan tanah.

“Saat ini, sudah dilakukan investigasi terhadap kondisi geologi pada lereng sejak Bulan Februari dan disimpulkan bahwa pada sekitar area tersebut (di luar ROW) terdapat area talus deposit atau longsoran masa lampau yang dapat memicu pergerakan lereng. Hasil investigasi kondisi geologi tersebut telah dilakukan diskusi bersama dengan Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur (BGTS). Sampai dengan saat ini sedang dilakukan perancangan desain penanganan lereng untuk menangani potensi kejadian serupa,” terang Desy.

Baca Juga:   Kantin di Sekolah-sekolah Samarinda Kaltim, Kini Dikenakan Retribusi

Investigasi geoteknik dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berlangsung pada 16 Februari hingga 18 Februari 2025 dengan hasil temuan berupa talus deposit dan kemiringan batuan yang menjadi arah kendali potensi runtuhan.

Tahap kedua dilakukan pada 18 April sampai 3 Mei 2025 dengan cakupan area lebih luas dan dilengkapi uji test pit untuk memastikan kedalaman serta sebaran material longsoran.

Menurut Desy, adapun penyebab utama kejadian ini diduga kuat berasal dari dua faktor, yaitu intensitas hujan lebat dengan frekuensi tinggi dan keberadaan talus deposit di bagian atas lereng.

Sebagai tindak lanjut, Dinas PUPR bersama tim teknis telah menyiapkan sejumlah langkah penanganan.

Seperti melakukan SWA (Stop Work Authority) dan menutup area longsoran menggunakan terpal, sembari menunggu lereng stabil. Setelah itu, akan dilakukan pembersihan material longsor.

Kemudian melakukan pembobokan shotcrete yang menggantung agar tidak membahayakan area sekitar, dilanjutkan dengan pembersihan.

Serta melakukan pemasangan safety shotcrete 1 layer (5 cm), dilanjutkan pemasangan wiremesh, dan kemudian shotcrete layer kedua (±5 cm).

“Setelah itu, akan dilakukan pemasangan rockbolt untuk memperkuat struktur lereng,” paparnya.

Desy menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas PUPR berkomitmen terus melakukan mitigasi dan pemantauan di area sekitar proyek agar tidak terjadi insiden serupa di kemudian hari, sembari menunggu penyusunan desain permanen penanganan lereng selesai dan segera diimplementasikan.

Bontang Direndam Banjir 

Hujan deras sejak subuh menyebabkan Sungai Bontang meluap, merendam kawasan permukiman warga di RT 8 dan RT 29, Kelurahan Api-Api, Bontang Utara, Senin (12/5/2025). Air menggenangi rumah warga hingga setinggi lutut orang dewasa.

Catatan BPBD Bontang, sejak pukul 12.00 Wita, air perlahan naik dan menutup akses jalan di kawasan Jalan Jetski. Luapan berasal dari sela-sela turap sungai yang tak lagi mampu menahan volume air kiriman dari hulu.

“Hujan dari subuh, sekitar jam 12 air mulai masuk. Sekarang jalanan sudah ditutup karena tergenang. Air lewat di atas turap sekarang,” tutur Yusuf, warga setempat. 

Di lokasi nampak pula petugas dari Pasukan Pembersih Sungai (Pambers) Bontang.
Mereka membersihkan sampah ranting dan plastik yang menyumbat aliran di bawah jembatan,menggunakan galah dan alat bantu lainnya.

Baca Juga:   Andi Harun Dicopot Prabowo, Budisatrio Jabat Ketua DPD Gerindra Kaltim

Sementara itu, data yang dihimpun dari sensor Automated Water Lever Recorder (WAR) yang dipasang Komunitas Pemerhati Sungai, di Kelurahan Gunung Telihan, ketinggian muka air mencapai 3,39 meter. 

Angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan akibat kiriman air dari wilayah hulu. Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Bontang pada Senin (12/5/2025) dini hari mengakibatkan sebuah pohon tua tumbang di Jalan Denpasar, RT 7, Kelurahan Gunung Telihan, Bontang Barat. Insiden terjadi sekitar pukul 05.00 Wita dan menyebabkan dua rumah warga mengalami kerusakan pada bagian atap.

“Pohon tua tumbang karena angin kencang. Dua rumah warga kena, tapi hanya rusak ringan,” ujar Lurah Gunung Telihan, Mochammad Cholid Hanafi lewat pesan WhatsApp-nya. Tidak ada korban jiwa, sambungnya, pohon yang tumbang juga sudah dibereskan dengan gotong royong melibatkan tim BPBD yang turun ke lokasi.

Lebih jauh, ia mengimbau warga, terutama yang tinggal di sekitar pohon-pohon besar dan tua, agar lebih waspada selama musim hujan ini. Kelurahan juga akan untuk melakukan pendataan pohon rawan tumbang guna mengantisipasi kejadian serupa.
“Langkah antisipasi, kita akan data pohon-pohon yang berpotensi rawan untuk ditebang,” pungkasnya.

Faktor Kukar Terkena Banjir

Banjir tidak hanya merendam wilayah Samarinda dan Bontang, hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Tenggarong sejak subuh juga menyebabkan banjir di kawasan Jalan Belida, Kelurahan Timbau, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Senin (12/5/2025). 

Genangan air yang mencapai setinggi lutut orang dewasa, mengganggu aktivitas warga dan arus lalu lintas di sekitar lokasi.

Menurut keterangan warga setempat, Safiudin, banjir kali ini dipicu oleh sejumlah faktor.

Salah satunya adalah letak geografis Jalan Belida yang berada lebih rendah dibandingkan kawasan sekitarnya.

“Ini airnya bukan hanya dari sini, tapi juga air buangan dari Bukit Biru dan Pesut, jadi larinya ke sini,” ujarnya pada Senin (12/5/2025).

Ia menambahkan, curah hujan tinggi yang berlangsung selama beberapa jam memperburuk kondisi genangan air. “Ditambah lagi pas bertepatan dengan air pasang,” tambahnya.

Banjir ini menjadi perhatian warga setempat karena kerap terjadi saat hujan lebat turun. Dan juga ditemukan beberapa kendaraan warga yang nekat melintasi banjir menjadi mogok. Warga memperkirakan air akan surut dalam waktu 4 hingga 5 jam, selama tidak terjadi hujan susulan.

Baca Juga:   Gerak Cepat PLN Tangani Gangguan Transmisi Muara Badak-Teluk Pandan, Listrik Bontang dan Kutim Kini Pulih 100 Persen

Banjir turut melanda Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, yang menyebabkan sejumlah rumah warga terendam air.

Pada saat Informasi awal mengenai bencana diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara, BPBD langsung mengerahkan personel serta peralatan ke lokasi terdampak.

Langkah penanganan cepat dan tepat juga dilakukan oleh BPBD bersama instansi terkait, seperti pengiriman alat berat untuk membersihkan material longsor, pemasangan tanda peringatan, pengaturan lalu lintas oleh Dinas Perhubungan, pengamanan lokasi oleh aparat kepolisian dan TNI, serta koordinasi dengan PLN untuk memulihkan jaringan listrik yang terdampak.

Hingga Senin sore, cuaca di kawasan terdampak mulai membaik. Proses evakuasi dan pembersihan masih terus berlangsung dengan bantuan alat berat dari perusahaan sekitar, personel BPBD, serta keterlibatan warga dan relawan. Tim PLN juga masih berupaya memperbaiki jaringan listrik yang rusak akibat bencana.

Selain banjir, hujan deras juga memicu tanah longsor dan banjir di sejumlah titik. Kejadian ini berdampak pada akses jalan utama serta permukiman warga.

Menurut informasi yang diterima dari Abdal Plt Sekretaris BPBD Kukar, Tanah longsor dilaporkan terjadi di tiga lokasi utama, yaitu Gunung Loa Duri, Jalan Poros Samarinda, Desa Sepakat Kecamatan Loa Kulu hingga perbatasan Loa Kulu Kota dan Desa Jembayan, juga di ruas jalan yang sama.

Penanganan bencana ini melibatkan sinergi lintas instansi, termasuk BPBD Kutai Kartanegara, Dinas Perhubungan, Polsek dan Koramil Loa Janan, PLN Wilayah Samarinda, pemerintah desa dan kecamatan, serta relawan. 

BPBD menghimbau masyarakat agar sementara waktu menggunakan jalur alternatif untuk bepergian, mengingat kondisi jalan di lokasi longsor masih rawan.

Para pengguna jalan juga diminta meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan petugas di lapangan.

Saat ini, fokus utama BPBD adalah penanganan longsor di Gunung Loa Duri dan banjir di Desa Purwajaya, dengan harapan kondisi segera pulih dan aktivitas warga dapat kembali normal. (*)