TITIKNOL.ID, TENGGARONG – Setelah lebih dari tiga dekade beroperasi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekotok di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kini memasuki masa kritis.
Kapasitasnya yang nyaris penuh membuat Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar mengambil langkah serius untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah secara terpadu, mulai dari hulu hingga hilir.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLHK Kukar, Irawan, menjelaskan bahwa TPA Bekotok mulai beroperasi sejak 1993 dan kini telah berusia 32 tahun.
“Kalau kita hitung dari tahun 1993, artinya sekarang usianya sudah 32 tahun,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Sejak pelimpahan kewenangan pengelolaan sampah dari Dinas Perkim ke DLHK, berbagai upaya percepatan terus dilakukan, termasuk penguatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Menurut Irawan, timbulan sampah dipengaruhi oleh dua faktor utama: jumlah penduduk dan aktivitas sosial ekonomi. Artinya, volume sampah dipastikan akan terus meningkat seiring pertumbuhan daerah.
Berdasarkan kajian DLHK Kukar, rata-rata timbulan sampah tahun 2025 mencapai 0,49 kilogram per orang per hari.
Dengan jumlah penduduk Kukar yang mencapai sekitar 806.964 jiwa, total sampah yang dihasilkan setiap harinya mencapai sekitar 395 ton.
“Khusus Tenggarong, dengan jumlah penduduk sekitar 116 ribu orang, timbulan sampahnya bisa mencapai 58 ton per hari,” ungkapnya.
Harus Diperpanjang Umurnya
Untuk memperpanjang usia TPA Bekotok, DLHK Kukar kini fokus memperkuat pengelolaan sampah di sektor hulu.
Caranya adalah dengan mengembangkan TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan memperluas jaringan bank sampah di sekolah, kelurahan, dan desa.
“Botol plastik, kardus, dan barang bekas lainnya itu punya nilai ekonomi. Jangan semuanya dibuang ke TPA,” tegas Irawan.
Jika tidak ada intervensi strategis, hasil kajian DLHK menyebutkan usia layanan TPA Bekotok hanya tersisa sekitar satu tahun.
Untuk itu, DLHK telah membangun lima unit TPS 3R yang telah beroperasi di Loa Tebu, Loa Kulu, serta wilayah hulu seperti Muara Muntai, Muara Kaman, dan Muara Wis. Selain itu, tahun ini juga dibangun tiga unit TPS 3R tambahan di wilayah Kenohan dan sekitarnya.
DLHK Kukar melalui program Dedikasi Jaga Lingkungan Lestari berharap dapat mengubah paradigma masyarakat terhadap sampah.
“Mindset masyarakat harus berubah. Sampah itu bukan beban, tapi bisa bernilai. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah bisa menghasilkan cuan,” tutup Irawan. (*)












