Titiknol WiKuWisata

Magic Land Pesisir Kutai Timur Menggeliat, Pulau Miang Goyang Sangkulirang

23
×

Magic Land Pesisir Kutai Timur Menggeliat, Pulau Miang Goyang Sangkulirang

Sebarkan artikel ini
FESTIVAL KAMPUNG BAHARI - Komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dalam memoles sektor pariwisata pesisir kembali dibuktikan melalui gelaran spektakuler Festival Kampung Bahari Nusantara.

TITIKNOL.ID, SANGATTA – Komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dalam memoles sektor pariwisata pesisir kembali dibuktikan melalui gelaran spektakuler Festival Kampung Bahari Nusantara (KBN).

Bertempat di magnet wisatawan, Pulau Miang, Kecamatan Sangkulirang, acara yang dihelat pada Kamis 30 Oktober 2025 ini sukses menyedot perhatian dan kembali menggairahkan wisata bahari daerah.

Festival KBN di Pulau Miang menyajikan spektrum kegiatan yang kaya akan nuansa budaya dan kearifan lokal.

Mulai dari lomba tari kreasi pesisir yang memukau, adu keahlian kuliner, menyanyi dangdut, mancing tradisional, balap kapal dompeng yang seru, hingga aksi peduli lingkungan dan jalan sehat berhadiah.

Magnet Wisata yang Tidak Terbantahkan

Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur, Nurullah, menegaskan bahwa Pulau Miang memang telah menjadi destinasi primadona jauh sebelum festival ini digelar.

Lonjakan kunjungan signifikan terjadi saat Hari Raya Idul Fitri 2025 lalu.

Saat Lebaran tahun lalu, Pulau Miang dikunjungi sekitar 3.000 wisatawan.

“Kami berharap festival yang sudah digelar lima kali ini dapat menarik lebih banyak lagi wisatawan, sekaligus memperkenalkan Pulau Miang sebagai destinasi unggulan Kutai Timur,” ungkap Nurullah, Jumat (31/10/2025).

Dalam arahannya, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman melontarkan gagasannya tentang “Magic Land”.

Frasa ini bukan sekadar julukan, melainkan simbol potensi luar biasa yang tersembunyi di tanah Kutai Timur.

Bupati menyampaikan apresiasinya terhadap nilai-nilai budaya lokal, meskipun ia mencatat bahwa 90 persen suku di sana adalah Bugis.

Ia berharap festival ini tidak hanya menjadi panggung hiburan, tetapi juga motor penggerak ekonomi kerakyatan bagi masyarakat Pulau Miang.

Meski antusias terhadap potensi wisata, Ardiansyah juga menyoroti sejumlah kebutuhan vital yang harus segera dibenahi demi kenyamanan pengunjung dan warga, di antaranya:

  • Penguatan sinyal telekomunikasi yang sangat krusial di era digital.
  • Rehabilitasi fasilitas publik seperti Gedung BPU, masjid, dan kantor desa.
  • Pembangunan pondok pesantren di lahan yang telah disiapkan.
Baca Juga:   Jadwal Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia 2025: Garuda Muda Hadapi Korea Selatan di Laga Perdana

Secara spesifik, Bupati mengusulkan pembangunan gertak ulin yang mengelilingi Pulau Miang untuk mendukung wisata mangrove, yang merupakan daya tarik utama pulau tersebut.

“Saya sudah meminta ke Dispar untuk menindaklanjutinya. Namun, ada beberapa titik yang secara teknis tidak memungkinkan (dibangun gertak ulin), saya harap dikaji ulang, mungkin bisa diganti pakai dermaga apung,” pungkasnya, menunjukkan komitmen untuk mencari solusi terbaik demi kemajuan pariwisata Pulau Miang. (*)