Kabid Humas Polda Kaltara Kombes Pol. Budi Rachmat (tengah) menyampaikan perkembangan penyelidikan kasus kematian Brigadir SH, didampingi Kabid Propam Polda Kaltara Kombes Pol. Krishadi Permadi dan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Kaltara Kombes Pol. Taufik Herdiansyah Zeinardi di Mapolda Kaltara di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Senin (25/9/2023) petang.
TITIKNOL.ID, TANJUNG SELOR – Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Utara telah memeriksa 14 saksi dalam menyelidiki kasus kematian Brigadir Setyo Herlambang (HS), dan berkomitmen mengungkap kasus ini seterang-terangnya kepada publik.
“Kami akan terus menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik, dan ini disupervisi Biro Paminal Bid Propam Mabes Polri, kemudian kita juga diasistensi oleh Bareskrim, Pusdokkes, Puslabfor Polri supaya kasus ini cepat terungkap terang benderang-benderang,” kata Kabid Humas Polda Kalimantan Utara Kombes Pol. Budi Rachmat di Tanjung Selor, Senin (25/9/2023).
Sebanyak 14 saksi yang diperiksa 13 di antaranya adalah anggota Polri, dan satu pegawai harian lepas.
Pada Senin (25/9/2023) petang, Polda Kalimantan Utara menggelar konferensi pers terkait perkembangan penyelidikan kasus kematian Brigadir SH. Mendiang Brigadir SH adalah pengawal pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol. Daniel Adityajaya. Ia ditemukan tewas bersimbah darah di kamar walpri di rumah jabatan Kapolda Kalimantan Utara.
Kombes Pol. Budi Rachmat mengungkapkan, Senin (25/9/2023) pukul 11.00 sampai 17.00 WITA Polda Kalimantan Utara melakukan gelar perkara rekaman CCTV rumah jabatan Kapolda Kalimantan Utara. Gelar perkara itu turut disupervisi Biro Paminal Divisi Propam Mabes Polri.
Polda Kalimantan Utara juga telah mengumpulkan hasil-hasil pemeriksaan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap 14 saksi, termasuk melakukan penilaian terhadap rekaman CCTV. Pada Minggu (24/9/2023) kemarin, juga telah dilakukan rekonstruksi di TKP (tempat kejadian perkara) mulai pukul 09.00 sampai sekitar pukul 14.00 WITA.
“Jadi saat ini statusnya masih dalam proses penyelidikan, nantinya akan dinaikkan statusnya ke proses penyidikan,” ujarnya.
Adapun barang bukti sampai sejauh ini beberapa masih dalam proses pengumpulan dan akan diserahkan sepenuhnya ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri.
Kabid Humas mengungkapkan, peristiwa kematian Brigadir SH terjadi pada Jumat (22/9/2023) siang hari. Sebelum ditemukan bersimbah darah di kamar yang sering ia tempati (kamar walpri) di rumah jabatan Kapolda Kalimantan Utara, berdasarkan rekaman CCTV, mendiang Brigadir SH terlihat keluar masuk kamar walpri. Aktivitas korban saat pagi hari menjelang siang juga terekam.
Dari rekaman CCTV yang terletak di samping rumah jabatan Kapolda, Kombes Pol. Budi mengatakan, terlihat proyektil peluru keluar dari jendela kamar pada pukul 12.39 lewat 38 detik. Waktu jam rekaman CCTV itu memiliki durasi yang berbeda dengan jam riil selama 20 menit.
“Dalam kamar itu, mendiang hanya seorang diri tanpa ada orang lain berdasarkan rekaman CCTV, tentunya nanti tim ahli akan menyampaikan juga karena rekaman CCTV akan kami kirimkan juga ke tim Forensik, dan ahli Forensik-lah nanti yang akan menyampaikan itu,” kata Kabid Humas.
Tak Sengaja Ditemukan Briptu K
Mendiang Brigadir SH pertama kali ditemukan bersimbah darah oleh Briptu K, yang saat itu sedang bermaksud memanggil Brigadir SH untuk makan siang. Brigadir SH tergeletak bersimbah darah di kasur dan ditemukan senjata api jenis pistol tak jauh dari tubuhnya.
Adapun Kapolda Kalimantan Utara Irjen Pol. Daniel Adityajaya, saat kejadian tersebut sedang berdinas di Jakarta.
“Sebelumnya saksi K ini memfoto makanan yang dia masak untuk dikirim ke korban, tetapi tidak jadi dikirim, dia sendiri yang mendatangi kamar korban untuk mengajaknya makan, pas dicek, korban dalam kondisi bersimbah darah dan si K langsung menghubungi pihak Dokkes, Spripim, dan Penjagaan Piket,” ujar dia.
Tim Dokkes yang akhirnya datang mengecek kondisi dan bermaksud melakukan penyelamatan terhadap Brigadir SH, namun hasil pengecekan kondisi detak nadi di pergelangan tangan dan detak jantung, leher, dan pupil mata, disimpulkan korban meninggal dunia.
“Kemudian tim Ditreskrimum dan Bid Propam kemudian melakukan olah TKP,” ujarnya.
Dari hasil penyelidikan, lebih lanjut Kabid Humas mengungkapkan bahwa tidak ada suara ledakan yang terdengar oleh anggota Polri lainnya di rumah jabatan Kapolda. Berdasarkan rekaman CCTV, hanya ada proyektil peluru keluar dari dalam kamar dan menembus jendela pada pukul 12.39 lewat 38 detik, sesuai asumsi jam di CCTV.
Kabid Humas juga meluruskan pernyataan bahwa kematian Brigadir SH adalah kelalaian. Menurutnya, pernyataan tersebut adalah asumsi awal. Dan saat ini, proses penyelidikan untuk mengungkap fakta sebenarnya terus berkembang sampai saat ini.
“Tentunya bukan ranah kami untuk menyampaikan, tetapi ahli nanti yang akan menyampaikannya,” kata Kombes Pol. Budi Rachmat.
Terhadap hasil gelar perkara yang dilakukan Senin siang hingga sore, Kabid Humas menyebut belum ada peristiwa tindak pidana yang ditemukan. Meski demikian, rentetan proses penyelidikan dan penyidikan masih akan terus dilakukan.
“Dan masih ada barang bukti yang belum diperiksa di Puslabfor Polri, kita tunggu, mudah-mudahan bisa segera ada hasilnya,” tutur dia.
Kabid Humas mengatakan, hasil pengamatan rekaman CCTV juga akan disinkronkan dengan keterangan 14 saksi. Selain itu, Polda Kalimantan Utara juga melakukan penyelidikan berbasis scientific identification untuk mengungkap fakta-fakta yuridis.
“Kami akan terus menyampaikan hasil penyelidikan kepada publik, dan ini disupervisi Biro Paminal Bid Propam Mabes Polri, kemudian kita juga diasistensi oleh Bareskrim, Pusdokkes, Puslabfor Polri,” kata Kabid Humas Polda Kalimantan Utara.
Sebelumnya, hasil autopsi mendiang Brigpol SH yang meninggal dunia pada Jumat (22/9/2023) lalu sudah dirilis.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu mengatakan hasil autopsi jenazah bisa disimpulkan dan hasil sementara dari Dokkes Rumah Sakit Bhayangkara Jawa Tengah menyebutkan meninggalnya pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara itu karena luka tembak mengenai dada sisi kiri.
“Peluru itu mengenai jantung dan paru-paru sehingga mengakibatkan pendarahan yang hebat,” ujar Kombes Satake Bayu di Semarang, Minggu.
Brigpol SH telah dimakamkan di kampung halamannya di Kendal, Jawa Tengah. (red)