Penajam

Pintu Gerbang Serambi Nusantara

×

Pintu Gerbang Serambi Nusantara

Sebarkan artikel ini

DALAM setiap kesempatan jumpa dengan warga Penajam, saya selalu menyebut kadang dengan cara canda bahwa pintu gerbang Negeri Serambi Nusantara ini ada tiga

PINTU GERBANG – Pelabuhan klotok dan speedboat menjadi pintu gerbang masuk di Kabupaten Penajam Paser Utara atau Serambi Nusantara. TITIKNOL.ID

Catatan: Makmur Marbun (Pj Bupati PPU)

DALAM setiap kesempatan jumpa dengan warga Penajam, saya selalu menyebut kadang dengan cara canda bahwa pintu gerbang Negeri Serambi Nusantara ini ada tiga.

Pertama dari arah utara dan berbatasan dengan Kabupaten Paser, kedua pintu gerbang IKN dan yang paling strategis, karena pintu gerbang ini berada di kawasan pantai Penajam, yakni dermaga kelotok.

Pantai ini merupakan tempat yang paling tepat untuk menikmati pemandangan pantai, menyaksikan mata hari terbenam menjelang magrib dan kota Balikpapan yang gemerlap pada malam hari.

Sayangnya kawasan ini kumuh. Coba bayangkan sebentar jika pelabuhan kelotok dan speedboat ini didesain indah dengan ketinggian ternetu maka akan jadi view yang luar biasa indahnya pada malam hari.

Di dermaga Penajam inilah armada kelotok dan speedboat digunakan masyarakat untuk menyeberang dari Balikpapan ke Penajam atau sebaliknya.

Walau pun kondisinya tidak manusiawi karena tidak memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan, masyarakat tidak punya pilihan jika ingin ke Balikpapan pasti menggunakan kapal kelotok atau speedboat.

Menurut saya fasilitas pelabuhan ini tidak manusiawi. Tingkat keselamatan dan kenyamanan rendah sekali. Itu sebabnya saya bangga Pemerintah Kabupaten PPU bertekad merevitalisasi.

Saya rasa sangat tepat kalau sebagai Serambi Ibu Kota Nusantara, pelabuhan itu memperoleh perhatian dari pemerintah.

Data Dinas Perhubungan, jumlah armada klotok dan speedboat yang beroperasi adalah 40 kapal kelotok dan 56 unit speedboat dengan jumlah penumpang lebih dari 36 ribu perbulan.

Sedangkan penumpang speedboat bisa mencapai 100 ribuan karena beriperasi dalam 24 jam. Sedangkan klotok hanya sampai jam 6 sore.

Baca Juga:   Plt. Bupati PPU Dampingi Presiden Jokowi Tinjau Sejumlah Titik Penting Pembangunan IKN

Kedatangan dan keberangkatan setiap bulan lebih dari 36 ribu penumpang dengan keberangkatan dan kedatangan kelotok dan speedboat 6.000 kali.

Bahkan dalam satu tahun terakhir mengalami peningkatan hingga 42 persen. Saya belum bisa memastikan apakah peningkatannya akibat pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku atau karena sebab lain.

Ketika melakukan ground breaking bersama, Sabtu 9 Maret 2024 lalu di pelabuhan itu yang ada di fikiran dan hati saya, pelabuhan ini harus berubah jadi ikon Penajam.

Saat ini kondisinya memang kurang memenuhi syarat dari aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Padahal Kabupaten Penajam Paser Utara adalah pintu gerbang utama atau Serambi Nusantara dari timur ke Ibu Kota Nusantara, tapi nanti akan jadi tempat baru yang akan digemari masyarakat.

Saya yaqin seluruh masyarakat Penajam Paser Utara atau bahkan Kalimantan Timur atau masyarakat Kalimantan seluruhnya mendukung dan setuju dengan adanya pemindahan Ibu Kota Nusantara.

Persepsi ini yang harus kita manfaatkan untuk meningkatkan sumberdaya manusia dan fasilitas sebagai sarana pendukung.

Saya juga mengerti saat ini masyarakat sedang mempersiapkan diri menyongsong IKN sesuai pemahaman dan kewenangannya masing masing. Saya juga yaqin ada sebagaian masyarakat yang merasa akan tertinggal.

Mereka menyadari jika harus berubah dengan adanya IKN, tapi justru tidak mengerti bagaimana caranya.

Yuk, masyarakat Penajam, awali tekad mengubah diri menyambut IKN dengan cara tersenyum.

Tersenyum ini adalah moda keramahan menyambut siapapun yang dating ke Penajam. Jakarta jadi maju akibat pesatnya pertumbuhan penduduk urban. Amerika jadi negara besar dan kuat karena pendatang.

Mari kita sambut siapa pun yang datang ke Penajam, ke IKN, karena mereka adalah pendorong berdirinya Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya dan politik. (*)