TitiknolKaltim

Profil Awang Faroek Ishak, Dari Guru hingga Jadi Gubernur dan Anggota DPR RI

62
×

Profil Awang Faroek Ishak, Dari Guru hingga Jadi Gubernur dan Anggota DPR RI

Sebarkan artikel ini

TITIKNOL.ID, KALTIM – Provinsi Kalimantan Timur berduka. Awang Faroek Ishak meninggal dunia pada Minggu, 22 Desember 2024 dalam usia 76 tahun.

Awang Faroek Ishak merupakan tokoh yang banyak dikenal masyarakat provinsi ini.

Ia pernah menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur dua periode (2008-2018) dan anggota DPR RI periode 2019-2024.

Berikut profil singkat Awang Faroek Ishak yang sempat disarikan oleh Rizal Effendi dalam catatannya.

Awang Faroek Ishak lahir di Tenggarong pada 31 Juli 1948. Dia adalah anak ke-11 dari 13 bersaudara, putra pasangan Awang Ishak dan Dayang Johariah, seorang tokoh pamong praja di Kalimantan Timur.

Salah satu kakaknya, Awang Faisyal, pernah menjabat sebagai bupati Kutai dan Pembantu Gubernur Wilayah Selatan.

Awang Faroek menikah dengan Ence Amelia Suharni. Dari pernikahan tersebut, Awang memiliki tiga anak. Yakni Awang Ferdian Hidayat, Dayang Donna Walfiares Tania, dan Awang Fauzan Rahman.

Awalnya, Awang Faroek Ishak adalah seorang guru dan pernah menjadi dosen saya di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.

Dia meraih gelar S-1 di Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Malang pada tahun 1973. Di kampus yang sama, dia mendapatkan gelar magister manajemen (1997) dan magister Ketahanan Nasional di UI (1998). Dia juga dianugerahi gelar profesor tamu dari Universitas Victoria, Melbourne, Australia.

Awang sangat aktif dalam organisasi, terutama di era Orde Baru. Dia menjabat sebagai ketua Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) dan ketua KNPI Kaltim.

Dari organisasi tersebut, Pak Awang direkrut oleh Golkar dan menjadi pengurus. Ia kemudian menjadi anggota DPR RI untuk periode 1987 hingga 1997.

Karena dianggap terlalu vokal dan mulai mengkritik pemerintahan Soeharto, Pak Awang disisihkan. Dia kembali ke Pemda Kaltim sebagai staf ahli dan kepala Bapedalda.

Baca Juga:   Blak-blakan Rudy Mas’ud Sebut Kemenangan di Pilgub Kaltim 2024 Faktor Jokowi

Saat terjadi pemekaran Kabupaten Kutai, dia ditunjuk sebagai Plt Bupati Kutai Timur dan kemudian menjadi bupati definitif pada tahun 2000.

Jabatan bupati tidak selesai karena Pak Awang mengikuti pemilihan gubernur Kaltim, namun kalah dan sempat menganggur.

Dia kembali mencalonkan diri sebagai bupati Kutim pada tahun 2005 dan menang lagi. Dia selanjutnya mundur untuk mengikuti pemilihan gubernur dan kali ini menang, mulai menjabat sebagai gubernur Kaltim pada tahun 2008 untuk periode hingga 2013. Ia kemudian terpilih lagi pada periode 2013-2018.

Selama memimpin Kaltim, Awang memprakarsai banyak terobosan pembangunan. Beberapa proyek sukses, sementara yang lain terhambat.

Seperti jalan tol Balsam, merampungkan jembatan kembar Samarinda, perluasan Bandara Aji Sultan Sulaiman Sepinggan, Bandara APT Pranoto Samarinda, jembatan tol Balikpapan-PPU, kerjasama pembangunan kereta api dengan Rusia, dan kawasan ekonomi khusus (KEK) Maloy.

Meskipun tidak semua proyek berhasil, kerjasama dengan Rusia sangat berarti dalam peningkatan kualitas SDM di daerah. Awang banyak mengirim anak-anak Kaltim untuk mengikuti program beasiswa di Rusia.

Pembangunan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Balikpapan juga tidak lepas dari semangat Awang Faroek Ishak.

Banyak yang mengira setelah pensiun dari jabatan gubernur, Awang Faroek Ishak akan beristirahat.

Namun, dia kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari partai NasDem dan terpilih lagi sebagai anggota parlemen pada periode 2019 -2024.

Pada Pileg 2024 yang kembali maju dari NasDem, Awang Faroek Ishak tidak terpilih.