Nasional

Viral Video Laki-laki Terkena Moluskum Kontagiosum Akibat Pakai Baju Thrift, Yuk Kenali Penyebab hingga Upaya Pencegahannya

53
×

Viral Video Laki-laki Terkena Moluskum Kontagiosum Akibat Pakai Baju Thrift, Yuk Kenali Penyebab hingga Upaya Pencegahannya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi penyakit moluskum kontagiosum. Seorang pria mengalami moluskum kontagiosum viral di media sosial. Lantas, apa itu moluskum kontagiosum? Simak pengertian, penyebab hingga upaya pencegahannya.(Freepik)

TITIKNOL.ID – Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria mengalami moluskum kontagiosum viral di media sosial.

Video itu menginformasikan bahwa ia terkena moluskum kontagiosum akibat menggunakan baju thrift atau baju bekas.

“Akibat thrifting. Mana kita tahu kan baju bekas orang penyakit kulit segala macem,” tulis akun X @awesomeposted.

Lalu, apakah itu moluskum, dan benarkah disebabkan karena pemakaian baju thrift yang tidak dicuci?

Dikutip dari www.siloamhospitals.com, moluskum kontagiosum atau molluscum contagiosum adalah penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bintil-bintil di permukaan kulit.

Kondisi ini sering kali terjadi pada anak-anak, namun tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh orang dewasa.

1. Penyebab

Penyebab utama moluskum kontagiosum adalah infeksi virus dari famili pox-virus, yaitu M. contagiosum.

Pada seseorang yang sudah terinfeksi, virus tersebut bisa menyebar ke bagian tubuh lain ketika penderita menggaruk bintil pada kulit yang terdapat virus, lalu menyentuh bagian tubuh lainnya.

Kemudian, pada lokasi yang baru, virus akan berkembang biak dan menimbulkan gejala.

Virus penyebab molluscum contagiosum juga bisa menyebar dari penderita ke orang lain melalui kontak langsung kulit ke kulit, penggunaan barang yang sudah terkontaminasi virus secara bersama-sama, ataupun saat melakukan aktivitas seksual.

Selain itu, sejumlah faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi penyakit kulit ini adalah:

– Anak-anak berusia 1–10 tahun. Pada usia ini virus sangat mudah menyebar, terutama ketika sedang bermain bersama teman-teman, di mana kontak fisik sangat mudah terjadi.

– Orang yang tinggal di daerah beriklim tropis.

– Memiliki sistem imun tubuh yang lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS, pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker, atau orang yang menjalani transplantasi organ tubuh.

– Mengalami malnutrisi.

– Penderita dermatitis atopik atau eksim.

– Atlet olahraga yang sering kontak fisik dengan orang lain, seperti gulat atau sepak bola.

– Penderita penyakit kronis tertentu.

2, Gejala

Gejala utama molluscum contagiosum adalah munculnya bintil-bintil yang berkumpul di satu area kulit ataupun tersebar di beberapa bagian tubuh.

Gejala ini baru muncul 2–7 minggu setelah kontak dengan virus. Bintil tersebut biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:

Berukuran kecil, berdiameter 2–5 mm, menyerupai kacang tanah atau biji kacang hijau.

Muncul di area wajah, leher, ketiak, perut, organ intim, dan tungkai, kecuali di telapak tangan dan kaki.

Menyerupai warna kulit, putih, kemerahan, atau merah muda.

Tidak terasa nyeri, namun menimbulkan rasa gatal.

Terdapat titik berwarna putih kekuningan di bagian tengah bintil.

Jumlah bintil yang muncul biasanya sekitar 20–30 bintil. Namun, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, jumlahnya bisa lebih banyak.

Awalnya terasa keras jika diraba, namun bisa melunak seiring waktu.

3, Pencegahan

Perlu diketahui, moluskum kontagiosum dapat menyebar ke bagian tubuh lain yang lebih luas.

Bahkan, kondisi ini juga bisa ditularkan dari penderita ke orang lain.

Oleh karenanya, sangat penting untuk mengetahui cara mencegah penularan moluskum kontagiosum untuk menghindari risiko penyakit kulit tersebut. 

 Adapun beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan kondisi ini adalah sebagai berikut:

 – Menghindari menggaruk, menyentuh, atau memencet bintil pada kulit.

– Rutin mencuci tangan, terutama jika tidak sengaja menyentuh bintil pada kulit.

– Selalu menutupi bintil dengan pakaian atau perban.

– Menghindari penggunaan barang pribadi secara bersama-sama atau bergantian, seperti handuk, pakaian, sisir, dan lain-lain.

– Menghindari kontak langsung terlebih dahulu, termasuk berhubungan seksual, terutama jika terdapat bintil di area organ intim.(*)

Baca Juga:   Miris! Viral di Medsos Video 3 Siswa Keroyok Gurunya di Dalam Kelas