TITIKNOL.ID, PENAJAM – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatatkan kinerja positif dalam sektor pertanian. Pada musim tanam pertama (MT 1) tahun 2025, serapan gabah mencapai 4.400 ton dengan nilai transaksi yang beredar di tingkat petani menyentuh angka Rp28 miliar.
Kepala Dinas Pertanian PPU, Andi Trasodiharto, menyampaikan bahwa total luas lahan sawah di PPU mencapai 7.500 hektare.
Lahan ini terbagi dalam dua kategori, yakni lahan reguler dan lahan optimalisasi atau optimalisasi lahan (oplah).
“Dari total lahan, seluas 5.896 hektare masuk dalam program oplah. Tahap pertama seluas 3.456 hektare, dan tahap kedua menyusul hingga mencapai 5.896 hektare,” jelas Andi, Senin (12/5/2025).
Seluruh lahan produktif tersebut telah tergarap optimal, sehingga hasil panen gabah pun dinilai maksimal.
Dengan harga pembelian gabah Rp6.500 per kilogram, total nilai ekonomi yang dinikmati petani dalam dua bulan terakhir cukup signifikan.
“Jika dikalkulasi, nilai perputaran uang di petani selama Maret-April 2025 mencapai hampir Rp28 miliar dari serapan 4.400 ton gabah,” katanya.
Ia juga mengapresiasi peran aktif Perum Bulog yang menyerap gabah sesuai arahan pemerintah pusat.
Proses pengambilan gabah dari petani berjalan lancar dan pembayaran dilakukan secara cepat.
“Bulog sangat responsif, gabah petani yang sudah sampai pinggir jalan langsung dijemput. Tidak ada alasan tidak menyerap, dan proses pembayarannya pun cepat. Ini sangat membantu petani,” ujarnya.
Andi menyebutkan, secara keseluruhan PPU berada dalam kondisi surplus beras. Bahkan, PPU dinilai mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi daerah lain di Kalimantan Timur.
“Kalau kita hitung rata-rata produksi 5 ton per hektare dikalikan dua musim panen, dan jumlah penduduk kita sekitar 200 ribu jiwa, maka kita masih surplus. Artinya, PPU bisa menyuplai beras ke daerah lain,” terang Andi.
Dengan capaian tersebut, pemerintah terus mendorong peningkatan produksi pertanian di wilayah ini.
Sebagai salah satu lumbung pangan di Kalimantan Timur, PPU diharapkan mampu berperan sebagai penyangga utama kebutuhan beras provinsi.
(Advertorial/TN01)