TITIKNOL.ID, BALIKPAPAN – Pengembangan perumahan di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur tersedia pada dua kecamatan, sedangkan sisa kecamatan lainnya tidak lagi ideal untuk jadi area pemukiman rumah.
Demikian disampaikan oleh Wakil Walikota Balikpapan, Bagus Susetyo di sela-sela dalam forum dialog bersama Menteri PKP, pengembang perumahan, perbankan, dan warga penerima rumah subsidi, Minggu (19/5/2025).
Kota Balikpapan dianggap sebagai penyangga dari Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara. Keberadaan Balikpapan sentral, belakangan ini juga banyak didatangi dari berbagai penjuru lantaran faktor IKN.
Sekarang sedang diupayakan untuk pengembangan perumahan untuk memenuhi tempat tinggal yang layak bagi masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
Kendala utama di Kota Balikpapan yakni keterbasan lahan namun kini ada dua kecamatan yang cocok, masih ideal untuk jadi kawasan pengembangan perumahan.
Yakni sebagai berikut:
- Kecamatan Balikpapan Timur
- dan Kecamatan Balikpapan Utara
Kedua wilayah ini masih memiliki cadangan lahan yang dapat dikembangkan, meski dengan berbagai kendala teknis dan regulatif.
Namun, kata Bagus Susestyo, hal ini juga masih beriringan dengan persoalan ketersediaan air bersih. Pasokan air bersih belum mampu mencakup semua kebutuhan masyarakat di Balikpapan.
“Defisit air bersih di Balikpapan saat ini diperkirakan mencapai 1.000 liter per detik,” ungkap Bagus.
Pasokan air Balikpapan selama ini yang paling utama mengandalkan dari sistem tadah hujan, air dari langit.
“Rencana tambahan pasokan dari Waduk Semoi, yang dikelola oleh Otorita IKN, masih belum mencukupi untuk menopang kebutuhan warga di kawasan perumahan baru,” ujar Bagus.
Kondisi tersebut bukan berarti Pemerintah Kota menyerah, Pemkot Balikpapan mencari solusi dan melakukan tindakan agar bisa dirasakan masyarakat.
Belum lama ini, kata Bagus, pihaknya sudah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat melalui DPR RI. Memohon agar Kota Balikpapan dibuat infrastruktur yang memadai untuk bisa mengolah sumber air dari Sungai Mahakam jadi air bersih.
“Mengajukan buat sambungan pipa air baku dari Sungai Mahakam,” tuturnya.
Dia pun sadar, pengerjaan proyek sambungan pipa air baku dari Sungai Mahakam bukan barang murah, butuh biaya yang sangat tinggi, mengandalkan dari APBD Kota Balikpapan dirasakan tidak mampu, harus ada tambahan dari hal-hal lain seperti dari APBN.
“Kami sadar ini proyek besar dan butuh dana besar pula. Karena itu, kami mohon dukungan pusat karena kemampuan APBD sangat terbatas,” kata Bagus. (*)