BontangTitiknolKaltim

Bontang Mimpi Kota Energi Hijau, Proyek Rp155,9 Miliar Ubah Sampah Organik jadi Gas Metana

20
×

Bontang Mimpi Kota Energi Hijau, Proyek Rp155,9 Miliar Ubah Sampah Organik jadi Gas Metana

Sebarkan artikel ini
PENGOLAHAN SAMPAH BONTANG - Walikota Bontang Neni Moerniaeni saat memaparkan program di hadapan tim KOICA Indonesian Office, Pemerintah Jeju, dan Kementerian Lingkungan Hidup di Kantor Wali Kota Bontang, Selasa (4/11/2025). Proyek ini akan membawa Bontang naik kelas, dari kota bersih menjadi kota energi hijau.

TITIKNOL.ID, BONTANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang segera merealisasikan pembangunan fasilitas pengolahan sampah organik berbasis energi ramah lingkungan.

Proyek ambisius senilai Rp155,9 miliar ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya mewujudkan Bontang sebagai kota berkelanjutan di Kalimantan Timur.

Fasilitas utama berupa biodigester akan dibangun di atas lahan seluas 1,5 hektare di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bontang Lestari.

Proyek ini merupakan hasil kerja sama hibah antara Pemkot Bontang, KOICA (Korea International Cooperation Agency), Pemerintah Provinsi Jeju Korea Selatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Menjadi Energi Rumah Tangga

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menjelaskan bahwa fasilitas biodigester ini akan berfungsi mengubah sampah organik menjadi gas metana yang dapat dimanfaatkan langsung untuk kebutuhan energi rumah tangga.

“Fasilitas biodigester di TPA Bontang Lestari akan mengubah sampah organik menjadi energi gas metana yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga,” ujar Neni saat memaparkan program tersebut di Kantor Wali Kota Bontang, Selasa (4/11/2025).

Kerja sama ini tidak hanya berfokus pada infrastruktur utama, tetapi juga mencakup aspek pendukung dan sosial-edukasi:

Pembangunan 30 Rumah Bersih di empat kecamatan. Setiap rumah akan dilengkapi sarana pemilahan dan pengemasan sampah daur ulang.

Pelatihan dan Kampanye Edukasi mengenai pengelolaan sampah berkelanjutan untuk mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli lingkungan.

Kolaborasi Strategis dan Target Kota Hijau

Walikota Neni menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan upaya holistik untuk mencapai status kota energi hijau.

Dalam skema kerja sama, KLHK bertindak sebagai penerima hibah dan pelaksana proyek, KOICA sebagai pengelola dana, Pemerintah Jeju sebagai mitra promotor, dan Pemkot Bontang berperan sebagai pelaksana teknis di lapangan.

Baca Juga:   Hasil Borneo FC vs PSS Sleman Liga 1: Diwarnai Kartu Merah, Pesut Etam Menang Tipis

“Kami sudah siapkan lahan clean and clear agar proyek bisa langsung berjalan,” tegas Neni, menunjukkan kesiapan Pemkot Bontang.

Proyek ini merupakan kelanjutan dari berbagai capaian Bontang di bidang lingkungan, termasuk sembilan kali penghargaan Adipura dan tiga kali Adipura Kencana.

Dengan hadirnya biodigester, Bontang diharapkan:

“Proyek ini akan membawa Bontang naik kelas, dari kota bersih menjadi kota energi hijau yang mendukung pengurangan emisi karbon,” tutup Neni.

Lebih lanjut, ia menyebut proyek ini sebagai bagian dari strategi besar Pemkot untuk menjadikan Bontang sebagai mitra Ibu Kota Nusantara (IKN) yang maju dan ramah lingkungan. (*)