TITIKNOL.ID, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) memastikan akan menerapkan pola baru yang transparan dan kompetitif dalam proses rekrutmen tenaga pendidik pada tahun 2025.
Metode ini secara tegas menghapus jalur prioritas bagi pihak mana pun.
Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Irfan Taufik, menjelaskan bahwa mulai tahun depan, pihaknya akan menerapkan dua skema rekrutmen inovatif, yaitu:
- PJLB (Penugasan Jabatan Luar Biasa);
- dan KKI (Kompetisi Kompetensi Individu).
“Pola PJLB atau KKI ini sudah dilaksanakan di beberapa daerah seperti Jakarta dan Makassar. Untuk Balikpapan, pelaksanaannya akan dimulai tahun 2025,” ujar Irfan, Selasa (4/11/2025).
Irfan menegaskan bahwa pola rekrutmen baru ini sangat berbeda dari metode sebelumnya yang sering memberikan prioritas bagi tenaga honorer atau guru yang sudah mengajar.
Kini, semua pelamar akan memiliki peluang yang setara, asalkan memenuhi syarat yang ditetapkan.
“Tidak ada lagi istilah prioritas, apakah dia sedang bekerja atau tidak. Ini murni kompetisi terbuka bagi semua masyarakat yang memenuhi syarat,” tegasnya.
Menurut Irfan, kebijakan ini diusung untuk menjaring tenaga pendidik yang benar-benar memiliki kompetensi, dedikasi, dan integritas tinggi.
Dengan demikian, guru yang lolos seleksi diharapkan mampu menghadirkan pembelajaran yang berkualitas di sekolah-sekolah negeri.
Fokus pada Kemampuan Individu
Irfan turut meluruskan bahwa jalur KKI yang digagas daerah ini tidak sama dengan program pemerintah pusat, yaitu PPG (Pendidikan Profesi Guru).
KKI adalah inisiatif daerah yang dikelola langsung oleh Disdikbud Balikpapan, dengan mekanisme penilaian kompetensi yang lebih spesifik dan terukur.
“KKI ini lebih menekankan pada kemampuan individu calon guru secara menyeluruh, termasuk aspek pedagogik, profesionalisme, dan karakter,” jelasnya.
Disdikbud Balikpapan memperkirakan kebutuhan tenaga pendidik baru melalui dua pola tersebut mencapai 400 hingga 500 orang.
Langkah strategis ini diambil untuk menutupi kekurangan guru, terutama di sejumlah sekolah negeri yang masih minim tenaga pengajar untuk mata pelajaran tertentu.
“Kita berharap pola ini bisa menjawab kebutuhan tenaga pendidik di sekolah-sekolah negeri yang saat ini masih kekurangan guru di beberapa bidang studi,” pungkas Irfan. (*)












