Samarinda

Tingkat Kunjungan ke Posyandu Samarinda Rendah, Stunting di Ibukota Kaltim Masih Jauh dari Nasional

14
×

Tingkat Kunjungan ke Posyandu Samarinda Rendah, Stunting di Ibukota Kaltim Masih Jauh dari Nasional

Sebarkan artikel ini
STUNTING DI SAMARINDA - Tim Percepatan Penurunan Stunting yang langsung dipimpin Wakil Wali Kota Samarinda yang juga selaku Ketua TPPS Samarinda, Rusmadi Wongso mengikuti secara virtual Pencanangan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tingkat Provinsi Kalimantan Timur di Posyandu Terintegrasi Lily, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Rabu (12/6/2024). (samarindakota.go.id)

“Kita merapatkan barisan, bahwa intervensi serentak ini seperti disampaikan Wakil Presiden memberikan arahan kepada kita untuk melaksanakan penanganan stunting secara serentak.”

TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Penanganan stunting di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur masih menjadi sorotan dari Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi pada Rabu 12 Juni 2024. 

Itu disampaikan di Posyandu Terintegrasi Lily kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 

Wakil Walikota, Rusmadi, membeberkan, keprihatinannya terhadap situasi penanganan stunting.

Target nasional adalah 14 persen pada tahun 2024, sementara untuk Kota Samarinda hanya menempati posisi 21,5 persen secara nasional, dan tingkat provinsi 22,9 persen.

“Pada 2023 kita di 24,4 persen. Posisi stunting di Samarinda masih jauh dari rata-rata nasional dan provinsi,” kata Rusmadi, mengutip dari Humas Pemkot Samarinda. 

Rusmadi menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanganan stunting di Kota Samarinda.

“Kita merapatkan barisan, bahwa intervensi serentak ini seperti disampaikan Wakil Presiden memberikan arahan kepada kita untuk melaksanakan penanganan stunting secara serentak,” katanya.

Ia juga menyoroti rendahnya tingkat kunjungan ke posyandu. Dari 728 posyandu yang ada di Kota Samarinda, hanya sekitar 200 yang aktif.

“Ini tidak bisa dilakukan oleh Dinas Sosial saja, Dinas Kesehatan saja, atau dinas lainnya, karena ini melibatkan ibu hamil, calon pengantin, remaja, balita, serta baduta,” tambahnya.

“Di Samarinda, ada 1.074 anak yang mengalami stunting dari 6.765 balita yang diukur, yang berarti 16 persen di antaranya stunting,” beber Rusmadi.

Ia mengingatkan akan pentingnya peran dari ketua RT, Lurah, hingga camat untuk mengetahui data ibu hamil di tiap wilayah.

“Jangan sampai ketika ditanya tidak tahu jumlahnya. Kalau tidak tahu jumlahnya, bagaimana kita sejak awal memerangi stunting. Termasuk juga mereka calon pengantin harus diketahui,” ujar Rusmadi. (*)

Baca Juga:   Kecewa Pelaku Pembunuhan di PPU Divonis 20 Tahun, Keluarga Korban: Kami Ingin Hukuman Lebih Berat