Ibaratnya, Sungai Karang Mumus sudah bagian dari ikon ibukota Kalimantan Timur, Samarinda. Sehari-hari, masyarakat yang tinggal di Samarinda pastinya selalu berpapasan
TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Sungai Karang Mumus di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur diwacanakan menjadi objek mata pelajaran bagi para pelajar di sekolah-sekolah di Kota Samarinda.
Nanti akan masuk mata pelajaran muatan lokal, membersihkan Sungai Karang Mumus. Para pelajar akan mendapat penilaian dari sekolahnya masing-masing.
Wacana ini dihembuskan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda, dalam rangka mengenalkan para pelajar terhadap lingkungan hidup.
Dijelaskan oleh Kepala DLH Samarinda melalui Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan Limbah B3 Kota Samarinda, Boy Leonardo Sianipar, Jumat (14/6/2024).
Ia menyatakan, para pelajar harus dikenalkan lebih dekat dengan Sungai Karang Mumus agar ada rasa cinta untuk menjaga, ada kesadaran untuk terus melestarikan lingkungan hidup sekitar Sungai Karang Mumus.
Karena itu, para siswa siswi di Samarinda diajarkan untuk lebih dekat kepada Sungai Karang Mumus, satu di antaranya memberikan kegiatan memelihara kebersihan dan menghidupkan suasana di Sungai Karang Mumus.
“Masukan dari kami agar bisa dimasukkan ke kurikulum pendidikan di sekolah. Ya minimal bisa jadi penilaian guru ke siswanya,” ujar Boy.
Ibaratnya, Sungai Karang Mumus sudah bagian dari ikon ibukota Kalimantan Timur, Samarinda. Sehari-hari, masyarakat yang tinggal di Samarinda pastinya selalu berpapasan, melihat keberadaan Sungai Karang Mumus.
Perlu dijaga, agar tidak menimbulkan bencana seperti di antaranya luapan air yang berakibat pada banjir di daratan. Sungai Karang Mumus harus diciptakan indah, agar orang saat berada di Samarinda bisa betah berlama-lama di Kota Samarinda.
Selama ini, gerakan bersih-bersih Sungai Karang Mumus Samarinda seringkali dilakukan dari berbagai pihak. Satu di antaranya para komunitas kepemudaan atau komunitas cinta lingkungan.
Tidak ada salahnya kemudian dari sektor pendidikan, para sekolah mengarahkan para siswa-siswi untuk ikut terlibat, ambil peran dalam kepedulian terhadap lingkungan Sungai Karang Mumus.
“Harus dibiasakan sejak dini, rutin diajak bersih-bersih kepedulian pada kotanya. Kan harapannya, untuk ke depan mereka nanti tidak akan terpaksa melakukan kegiatan bersih-bersih,” beber Boy.
Dalam tatap praktek, bila wacana ini bisa diwujudkan tentunya keamanan para pelajar saat berada di Sungai Karang Mumus harus jadi hal utama, prioritas paripurna dalam keselamatan siswa-siswa saat melakukan aktivitas di Sungai Karang Mumus.
Para pelajar yang terlibat ikut membersihkan Sungai Karang Mumus Samarinda perlu dibekali dan metode yang benar, termasuk penggunaan keselamatan diri, jaket pelampung. Langkah ini perlu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Anak-anak sepertinya tidak bisa turun ke sungai. Minimal ketika mereka ikut, ya tingkat keamanannya kami tingkatkan. Seperti menyediakan pelampung yang cukup. Kemudian ada beberapa guru yang mendampingi,” ungkapnya.
Dari pihak sekolah juga harus serius dan memberi dukungan secara maksimal agar para pelajar pun juga benar-benar serius untuk peduli menjaga Sungai Karang Mumus dari kesemrawutan dan cemaran sampah.
“Buat mereka bisa termotivasi juga,” tegas Boy. (*)