Mahulu

Kesertaan KB di Mahakam Ulu Kaltim Rendah, Pentingnya Program Keluarga Berencana

×

Kesertaan KB di Mahakam Ulu Kaltim Rendah, Pentingnya Program Keluarga Berencana

Sebarkan artikel ini
PROGAM KB MAHULU - Ilustrasi keluarga berencana yang bahagia. Kesertaan KB di Mahakam Ulu masih jadi sorotan karena dinilai masih rendah. Padahal program KB yang diterapkan akan memberikan dampak bagus bagi masyarakat itu sendiri. (HO/BKKBN)

Kesertaan KB di Mahakam Ulu masih jadi sorotan karena dinilai masih rendah. Padahal program KB yang diterapkan akan memberikan dampak positif bagi warga Mahakam Ulu

TITIKNOL.ID, UJOH BILANG – Kesertaan Keluarga Berencana (KB) modern di Kalimantan Timur masih rendah dari peringkat nasional. Untuk Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur jadi catatan.  

Kesertaan KB di Mahakam Ulu masih jadi sorotan karena dinilai masih rendah. Padahal program KB yang diterapkan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat itu sendiri. 

Demikian diutarakan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur, Sunarto dalam acara intensifikasi dan integrasi pelayanan KBKR yang digelar di Lamin Adat Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Selasa (29/10/2024). 

Dia menegaskan, pentingnya program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera. 

Menurutnya, program KB dan Kesehatan Reproduksi merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi hak reproduksi setiap pasangan usia subur (PUS).

Bagi Sunarto, program ini memberikan kesempatan bagi PUS untuk merencanakan jumlah dan jarak anak yang diinginkan.

Ia menekankan kontribusi program KB dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). 

Program ini juga mencegah stunting dan kemiskinan ekstrem melalui pencegahan kehamilan empat terlalu, yakni:

  • Terlalu muda;
  • Terlalu tua;
  • Terlalu sering;
  • dan terlalu banyak.

Data menunjukkan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dengan 189 per 100.000 kelahiran hidup, jauh di atas target SDGs yang menargetkan di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. 

“Kita perlu memperbaiki angka-angka ini agar generasi mendatang dapat hidup lebih baik,” tuturnya.

Mengenai stunting, Ia menjelaskan stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis. 

Baca Juga:   Kendala Penyuluh Pertanian di Mahakam Ulu Kaltim, Belum Memiliki Sertifikasi Kompetensi

“Anak yang stunting pasti pendek, tetapi anak pendek belum tentu stunting,” ujarnya. 

Data terbaru menunjukkan penurunan angka stunting, tetapi masih diperlukan upaya lebih lanjut.

Catatan Mahakam Ulu Rendah 

Dalam hal kesertaan KB modern, dia mencatat adanya peningkatan secara nasional dari 59,4 persen menjadi 60,4 persen. 

Namun, di Provinsi Kalimantan Timur, angka tersebut masih di bawah capaian nasional, yaitu 54,6 persen. 

“Di Kabupaten Mahulu, kesertaan KB masih rendah, hanya 27,6 persen,” sebutnya.

Satu tantangan yang dihadapi adalah unmet need atau kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. 

“Di Kabupaten Mahulu, unmet need masih sangat tinggi, mencapai 42,5 persen,” jelasnya. 

Oleh karena itu, diperlukan promosi dan pendidikan tentang manfaat kontrasepsi secara berkelanjutan.

“Kita perlu memastikan setiap PUS memiliki akses terhadap pelayanan KB yang berkualitas,” tegasnya. 

Ia menambahkan bahwa pemerataan akses dan peningkatan kualitas pelayanan KBKR harus menjadi fokus utama, mengingat berbagai kendala seperti kondisi geografis dan budaya yang berbeda.

“Ketersediaan akses ke pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan Ibu dan Anak,” imbuhnya. 

Dengan strategi yang tepat, diharapkan Mahulu dapat mencapai tujuan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakatnya. (*)