Pada kegiatan Lokakarya tersebut, diikuti pengurus Lembaga Adat Paser, perwakilan Laskar Adat Pertahanan Paser, Paser Bekerai dan Perhimpunan Bawe Paser
TITIKNOL.ID, TANA PASER – Langkah upaya untuk penguatan lembaga kebudayaan di Paser, Kalimantan Timur terus diupayakan demi menjaga pelestarian budaya.
Kali ini, dalam kesempatannya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Paser menggelar lokakarya.
Tentu saja kegiatan dimaksud ialah peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bagi lembaga kebudayaan di daerah.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 4 November lalu di Hotel Kryad Sadurengas, Paser, itu menggandeng Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia.
Pada kegiatan Lokakarya tersebut, diikuti pengurus Lembaga Adat Paser (LAP), perwakilan Laskar Adat Pertahanan Paser, Paser Bekerai dan Perhimpunan Bawe Paser.
Staf Ahli Bupati Paser Bidang Kesejahteraan Rakyat, Afra Nahetha lokakarya yang dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam menjaga dan melestarikan budaya sebagai identitas bangsa.
Budaya merupakan identitas dan jati diri suatu bangsa yang dapat membedakan bangsa satu dengan lainnya.
“Ada ratusan bahkan ribuan budaya lokal di Indonesia yang tersatukan menjadi satu budaya nasional dalam bingkai bhineka tunggal ika,” terang Afra, Rabu (6/11/2024).
Menurutnya, budaya bukan hanya sekedar kesenian melainkan juga mencakup tata nilai, penggalian, pelestarian dan pengembangan.
Kebudayaan Paser juga merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya.
“Sehingga kita harus bersama-sama menjaga dan melestarikannya agar tidak tergerus oleh pengaruh modernisasi,” imbuhnya.
Afra beranggapan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan agar tetap eksis ditengah pengaruh budaya asing.
Seperti halnya dengan mengumpulkan berbagai komunitas, menggalang lintas organisasi serta melakukan sosialisasi tentang pemahaman nilai-nilai budaya lokal.
“Sehingga nantinya bisa diaktualisasikan seperti menampilkan tari-tarian khas adat Paser yang selama ini turut menghiasai setiap agenda acara, baik formal maupun non formal,” jelasnya.
Ia beranggapan, nilai-nilai budaya Paser harus tetap eksis ditengah derasnya arus proses globalisasi dan justru pengaruh positif budaya luar seperti pendidikan, teknologi harus diserap oleh pemuda di daerah.
“Sementara di lain pihak, kita bisa mensosialisasikan keunggulan budaya lokal dalam rangka memproteksi atau memfilter budaya asing yang negatif,” urainya.
Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN), dinilai memberi peluang besar bagi Kabupaten Paser untuk bisa mempromosikan budaya lokal yang dimiliki.
“Jangan sampai pengaruh modernisasi dan kemajuan teknologi memusnahkan kebudayaan ini, semoga dengan lokakarya yang dilakukan semua bisa semakin memahami, mampu melestarikan dan meningkatkan eksistensi budaya Paser,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Disdikbud Paser, Surpiani mengatakan dalam kegiatan lokakarya tersebut terdapat 4 langkah strategis dalam memajukan kebudayaan.
Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-undang (UU) nomor 5 tahun 2017, tentang Pemajuan Kebudayaan yang disahkan pemerintah sebagai acuan legal formal pertama untuk mengelola kekayaan budaya di Indonesia.
“Lokakarya itu akan memberi wawasan dan pemahaman tentang peran lembaga adat dalam pelestarian kebudayaan yaitu perlindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan,” tandas Surpiani.
Pada giat Lokakarya peningkatan kapasitas SDM tersebut menghadirkan narasumber Konsultan Management Organisasi Kemendikbud RI, William Edison Aipipidely dan Jembatan Kasepuhan Ciptagelar, Yoyo Yogasmana. (*)