TITIKNOL.ID, PENAJAM – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tengah giat menjalankan sejumlah langkah strategis untuk mengejar indeks percepatan tanam seperti yang digaungkan oleh Kementrian Pertanian.
Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari yang sebelumnya 2 menjadi 2,5 atau bahkan 3.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU, Gunawan, menjelaskan bahwa peningkatan indeks pertanaman adalah kunci untuk mencapai hasil produksi yang lebih maksimal.
“Asumsinya, jika luas area tanam meningkat, maka otomatis produksi kita pasti akan meningkat, disamping produktivitasnya masih perlu diperhatikan,” ungkapnya, Senin (13/1/2025).
Gunawan menyebutkan, bahwa lahan oplah mereka saat ini sudah tertanam hingga 90 persen.
Sementara 10 persen sisanya, terkendala di wilayah Kecamatan Waru akibat proses pemindahan tanam yang memerlukan waktu cukup lama.
“Kami juga dikejar dengan target ini sebenarnya, tetapi kami optimis dalam waktu dekat semua target dapat terpenuhi,” katanya.
Sebagai upaya mempercepat proses tanam, Dinas Pertanian PPH juga mengubah pembagian musim tanam.
“Jika sebelumnya dibatasi pada dua siklus dalam setahun, yakni Oktober – Maret dan April – September, kini kalender tanam telah disesuaikan menjadi tiga periode,” ucapnya.
Masa Tanam pertama (MT.1) itu, dimulai dari Oktober hingga Januari, kemudian Februari hingga Mei, dan ketiga Juni hingga September.
Perubahan kalender tanam ini merupakan bagian dari kebijakan kementrian Pertanian untuk mendukung peningkatan indeks pertanaman.
“Bukan hanya IP kita meningkat, tetapi juga menyeluruh produksi dan produktivitasnya. Semoga melalui upaya ini, kami bisa segera mencapai target yang diharapkan,” ucap Gunawan.
Sebagai informasi, upaya tersebut juga didukung dengan ditambahnya pasukan brigade pangan.
“Yang intinya rekan-rekan petani millenial, akan tetapi PPU masih kesulitan mencari petani millenial yang usia 19-39 tahun. Ada, tapi tidak banyak. Apalagi bidang pertanian dibilang gampang tapi juga susah. Orang awam tanpa pendidikan pun bisa menanam padi. Tapi orang pendidikan dengan latar belakang Pertanian belum tentu bisa mengerjakan karena berkaitan teknisnya lagi,” tutupnya.(TN01)