Penajam

Larangan Tak Boleh Jual Gas Elpiji, Pengecer Terima Keluhan Warga Sulitnya Dapat Stok Tabung Gas

28
×

Larangan Tak Boleh Jual Gas Elpiji, Pengecer Terima Keluhan Warga Sulitnya Dapat Stok Tabung Gas

Sebarkan artikel ini
ANTRIAN GAS LPG - Adanya larangan menjual gas LPG 3 Kg membuat masyarakat di PPU kesulitan mendapatkannya.

TITIKNOL.ID, PENAJAM – Akibat kebijakan pemerintah terkait larangan jual beli gas di pegadang eceran, situasi masyarakat menjadi tidak kondusif.

Pedang eceran terus menerus dianggap sebagai penyebab utama sulitnya mendapatkan pasokan gas elpiji dan harga yang melonjak.

Salah satu pengecer di Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten PPU, Joni, menerima keluhan sekaligus merasa kasihan dengan masyarakat yang kesulitan mendapatkan gas 3 kg sejak seminggu terakhir.

Kondisi toko kelontong miliknya pun hanya menyisakan gas kosong tanpa isi

“Kita dibuat bingung, aturan terbaru pemerintah, pengecer harus jadi sub pangkalan resmi. Nanti dipersulit lagi sama perizinannya,” ungkap Joni, Rabu (5/2/2025).

Ia meminta pemerintah untuk membuat aturan yang jelas untuk pengecer, bukan hanya untuk pangkalan.

Hal tersebut dimaksudkan untuk mengontrol pendistribusiannya.

“Selama ini kan tidak ada. Kalau saya boleh saran, coba dibentuk pangkalan pelayanan pengecer dan pangkalan pelayanan warga per tabung,” katanya.

Permintaan tinggi, namun masih juga disalahkan pemerintah jika harga gas melambung.

Sekali kirim, ia menerima paling banyak hingga 30 tabung untuk dijual kembali seharga Rp35.000 per tabung.

“Sudah lama saya tidak menerima gas ini, belum tau juga kepastian kapan gas akan dikirim lagi,” ucap dia.

Menurutnya, pengecer lah yang membantu masyarakat tanpa perlu menempuh jarak jauh dan mengantre panjang.

“Jangan terus pengecer yang disalahkan, kan tidak juga. Niat pribadi masing-masing. Tidak serta merta juga orang dengan pangkalan itu jaraknya dekat. Kemudian kami ini lah yang mendekatkan itu. Barang jadi tidak terlalu jauh. Kasian kalau masyarakat tidak bisa memasak, tidak memberi makan keluarga mereka,” pungkasnya. (TN01)