TITIKNOL.ID, PENAJAM – Tradisi lama memasak menggunakan tungku kayu bakar di era sekarang kian dijumpai lantaran semakin langkanya gas di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kasminah (60), warga Desa Bangun Mulya, Kecamatan Waru, Kabupaten PPU, masih mengandalkan pawon tuanya ditengah kelangkaan gas yang terjadi.
Rumahnya yang dihuni oleh dua kepala keluarga ini, ungkapnya, menyebabkan pemakaian gas jadi lebih boros dari kondisi biasanya.
“Kalau pakai gas saja ya nggak mencukupi, karena lebih cepat habis, belum lagi tabung sekarang langka,” ucapnya kepada Titiknol.id, Rabu (12/2/2025).
Kasminah menuturkan, ia mulai menyalakan tungku dari pagi untuk kebutuhan air masak dan sore hari untuk memasak nasi.
“Walaupun lebih lama memasaknya, tapi bisa menghemat pemakaian gas, sekalian wanti-wanti kalau stok di pangkalan kosong, pengecer kan sudah lama nggak masok gas,” kata dia.
Selain antreannya yang lama, di waktu-waktu mendatang belum tentu sama kebagian karena rebutan.
“Ya dihemat-hemat aja penggunaannya. Dapatnya cuma satu, antriannya panjang, tapi memang lebih murah juga di pangkalan, Rp22.000. Ya dicukupkan aja seminggu soalnya dibantu masak pakai kayu kan,” ucapnya.
Kisah serupa juga dirasakan warga desa Bangun Mulya lainnya, Sumijan (54). Keluarganya memakai tungku kayu bakar untuk menghemat gas.
“Memang lagi langka, banyak juga masyarakat beralih ke dapur lama yang pakai kayu bakar,” ujar Sumijan.
Menurutnya, beberapa tetangga, umumnya yang tinggal dengan orang tua zaman dahulu, pasti tiap rumahnya memiliki pawon. Disitulah terlihat asap yang mengepul.
“Kayaknya sekarang banyak tetangga kembali memanfaatkan kayu untuk memasak, masak air biasanya sih,” kata Mijan.
Memasak menggunakan kayu bakar, menurutnya lebih murah karena bahan mudah didapatkan.
“Cari kayunya di hutan ya, kalau minyak tanah memang mahal, tapi kan bisa pakai berondolan sawit atau plastik sebagai pemantiknya,” ujarnya.
Namun demikian, kelangkaan ini diharapkan dapat segera diatasi agar tak berlarut dampaknya pada kehidupan masyarakatnya, sehingga masyarakat yang berhak atas pemberian subsidi pemerintah secara tepat dapat menerima manfaat.(TN01)