TITIKNOL.ID – Presiden terpilih Prabowo Subianto menghadiri acara Halalbihalal Purnawirawan TNI dan Polri yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional, termasuk Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta tokoh senior seperti Luhut Binsar Pandjaitan, Agum Gumelar, Wiranto, dan A.M. Hendropriyono.
Sejumlah menteri kabinet juga tampak hadir, seperti Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Luar Negeri Sugiono, hingga Menteri Agama Nasaruddin Umar. Kehadiran para tokoh penting ini menjadikan acara tersebut sorotan publik dan media.
Menariknya, acara ini digelar hanya beberapa waktu setelah Forum Purnawirawan Prajurit TNI mengeluarkan delapan poin tuntutan, salah satunya meminta Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengganti Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka karena dianggap terpilih melalui proses yang melanggar hukum.
Try Sutrisno, yang hadir dalam acara tersebut dan diketahui menjadi bagian dari forum yang mengeluarkan tuntutan, tampak duduk satu meja dengan Prabowo.
Momen ini menjadi sorotan tersendiri, terutama setelah kabar batalnya mutasi anak Try Sutrisno yang saat ini menjabat Pangkogabwilhan I.
Sebelum menyampaikan pidato, Prabowo sempat memberi hormat kepada Try Sutrisno.
Dalam pidatonya, ia menyinggung bahwa Presiden ke-2 RI Soeharto tidak mempertahankan kekuasaan melalui kekuatan militer.
“TNI tidak mau berkuasa dengan senjata. Pak Harto tidak mau berkuasa dengan senjata. Beliau tampil karena ada vakum, karena ada krisis. Janganlah kita mau kutak-katik kebenaran,” ujar Prabowo.
Ia juga menegaskan bahwa peran besar dalam menyukseskan agenda reformasi 1998 datang dari para tokoh militer.
“Reformasi itu, saudara-saudara, yang menyukseskan reformasi itu adalah tokoh-tokoh TNI dan ABRI,” tambahnya.
Direktur Eksekutif Trias Politika, Agung Baskoro, menilai kehadiran Prabowo dalam acara tersebut mengandung pesan politik tersendiri.
Ia menyebut Prabowo ingin menunjukkan kesolidan antara pihak pemerintahan dan para tokoh militer, termasuk dalam merespons isu tuntutan pergantian wakil presiden.
“Setidaknya pesan itu ingin disampaikan kepada publik, bahwa politik kita—baik yang sedang berkuasa maupun di luar kekuasaan—satu suara dan kompak. Apapun isunya,” ujar Agung dikutip dari CNNIndonesia.com. (*/)