Penajam

Bulog Kembali Serap Gabah Petani PPU, Harga Capai Rp6.500 per Kg Setelah Sempat Terhenti

45
×

Bulog Kembali Serap Gabah Petani PPU, Harga Capai Rp6.500 per Kg Setelah Sempat Terhenti

Sebarkan artikel ini
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU Gunawan

TITIKNOL.ID, PENAJAM – Kekhawatiran para petani di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akhirnya terjawab setelah Perum Bulog kembali melakukan penyerapan gabah hasil panen mereka.

‎Sebelumnya, kegiatan serapan sempat terhenti dan menimbulkan keresahan di kalangan petani setempat.

‎Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU, Gunawan, menjelaskan bahwa penghentian sementara penyerapan gabah terjadi karena target nasional Bulog, yakni 3 juta ton, telah terpenuhi lebih cepat dari perkiraan.

‎Akibatnya, proses serapan di sejumlah daerah, termasuk PPU, sempat mengalami perlambatan.

‎“Memang sempat terjadi penghentian. Begitu informasi itu kami terima, kami langsung bersurat ke Kementerian Pertanian melalui Dirjen Tanaman Pangan agar segera ditindaklanjuti,” ujar Gunawan, Rabu (8/10/2025).

‎Setelah dilakukan koordinasi intensif, Bulog akhirnya kembali membuka serapan gabah petani mulai 26 September 2025.

‎Penyerapan dilakukan dengan harga Rp6.500 per kilogram, disesuaikan dengan kualitas gabah yang memenuhi standar.

‎“Saat ini penyerapan sudah berjalan kembali, hanya saja panen di beberapa wilayah sudah hampir selesai,” tambahnya.

‎Gunawan mengungkapkan, pada musim tanam pertama tahun ini, Bulog telah menyerap sekitar 5.300 ton gabah dari petani PPU.

‎Sementara itu, pada musim tanam kedua, jumlah serapan meningkat hingga mencapai 7.200 ton gabah.

‎Ia menjelaskan, penghentian penyerapan sempat terjadi pada luasan panen sekitar 789 hektare, yang mengakibatkan keresahan selama dua pekan di kalangan petani.

‎Banyak di antara mereka khawatir hasil panen tidak terserap dengan baik di tengah tingginya biaya produksi.

‎“Selama dua minggu itu cukup gaduh, kami juga mendapat banyak pertanyaan dari petani terkait kelanjutan serapan Bulog,” ujarnya.

‎Namun, permasalahan tersebut akhirnya bisa diatasi melalui kerja sama antara pemerintah daerah, Bulog, dan sejumlah mitra, termasuk Bulog dari Kalimantan Selatan (Kalsel).

‎“Waktu itu harga sempat hanya Rp6.000 per kilogram, tapi setidaknya gabah petani tetap terserap,” pungkas Gunawan. (*/)