TITIKNOL.ID, TANJJUNG SELOR – Desember 2022 baru saja berlalu. Inflasi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang diukur dari gabungan dua kota yakni Tanjung Selor dan Tarakan mengalami inflasi year on year (YoY) 4,74 persen, inflasi bulanan sebesar 0,50 persen, dan inflasi kalender atau sepanjang 2022 juga sebesar 4,74 persen.
“Terkait inflasi di Kaltara, adanya kelangkaan minyak goreng di Januari, kemudian adanya adanya peningkatan harga avtur di April, dan kegiatan hari raya baik Idulfitri di Mei dan Juni terjadi anomali cuaca di wilayah penghasil komoditas,” kata Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltara Slamet Romelan dalam siaran virtualnya dipantau pada Senin (2/1/2023).
Inflasi sepanjang 2022 juga turut dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM di September. Serta momentum perayaan Natal dan Tahun Baru serta masa liburan anak sekolah pada Desember baru-baru ini.
“Terkait inflasi bulanan atau Desember 2022 (0,50 persen) tidak terlepas dari kolaborasi semua pihak baik pusat, pemda, maupun seluruh pemangku kepentingan lain seperti Satgas Pangan kemudian instansi teknis yang menangani komoditas, pasar, dan perhubungan. Juga tidak lepas campur tangan Bank Indonesia,” tambah Slamet.
Inflasi Tanjung Selor pada Desember 2022 hanya 0,19 persen. Lalu Tarakan 0,59 persen.
Slamet menyebut, jika melihat inflasi kalender selama 2022 Kaltara sebesar 4,7 persen, secara angka masih berada di atas angka target nasional(3±1) atau atau sekitar 4 persen.
“Namun dibanding capaian inflasi nasional yang mencapai angka di atas 5 persen, maka gabungan dua kota di Kaltara masih di bawah inflasi secara nasional,” tuturnya.
Inflasi Tarakan sepanjang 2022 sebesar 3,39 persen dinilai Slamet sebuah capaian positif karena berada di bawah target inflasi tahunan nasional.
“Sementara Tanjung Selor, inflasi 2022 sekitar 7,98 persen. Ini sudah sangat baik dibandingkan rilis terakhir yaitu Tanjung Selor menjadi daerah inflasi tertinggi di Indonesia bahkan mencapai 9,4 persen. Alhamdulilah capaian Desember dengan 0,19 persen bisa ditekan sehingga inflasi tahunan daerah ini 7,98 persen,” ujarnya.
Inflasi tahunan (yoy) Kaltara dipengaruhi kelompok transportasi sebesar 15,74 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 8,19 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 7,31 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,25 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,73 persen.
Selain itu, dipengaruhi kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,57 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,55 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,64 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,63 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,44 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,41 persen. M04