Penajam

Pembunuhan  Sadis di Babulu,  3 Ponsel Korban Dibanting Lalu Dibuang di Sungai

48
×

Pembunuhan  Sadis di Babulu,  3 Ponsel Korban Dibanting Lalu Dibuang di Sungai

Sebarkan artikel ini

Pelaku pembunuhan di RT 18 Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Junaidi teryata sempat mengambil  3 ponsel milik korban

KORBAN PEMBUNUHAN – Kelima keluarga dikubur dalam satu liat lahat di TPU Desa Sebakung Jaya. Kelima warga Desa Babulu Laut itu merupakan korban pembunuhan sadis yang dilakukan Junaidi. TITIKNOL.ID/HO

TITIKNOL.ID,PENAJAM – Pelaku pembunuhan di RT 18 Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Junaidi teryata sempat mengambil  3 ponsel milik korban.

Junaidi merupakan pelaku tunggal dalam pembunuhan 5 orang dalam satu keluarga yakni Waluyo dan Sri Winarsih dan ketiga anaknya yakmi Rj (anak pertama) kemudian  VD (anak kedua dan SA (anak ketiga) yang masih berusia 3 tahun.

Pengacara korban, Bayu Mega Malela menjelaskan, setelah menghabisi kelima nyawa korban Junaidi sempat mengambil 3 ponsel di rumah tersebut.

Selain itu, pelaku juga mengambil sejumlah uang lalu meninggalkan lokasi kejadian.

“Jadi 3 ponsel itu sempat dibanting pelaku lalu dibuang ke sungai. Mungkin ingin menghilangkan jejak,” jelas Bayu.

Bayu menjelaskan, dalam rekostruksi pembunuhan yang dilakukan Polres Penajam Paser Utara  pelaku tidak menunjukkan penyesalan.

Bahkan terungkap bahwa pelaku Junaidi ini sudah merencanakan  akan menghabisi nyawa kelima korban.

Sebelum beraksi, pelaku terlebih dahulu memperbaiki handphone di salah satu konter di desa tersebut.

PONSEL – Pengacara korban, Bayu Mega Malela menjelaskan, setelah menghabisi kelima nyawa korban Junaidi sempat mengambil 3 ponsel di rumah tersebut. TITIKNOL.ID

Setelah itu, kemudian mengajak dua temannya untuk minum minuman keras. Namun satu temannya pergi setelah dijemput orangtuanya.

Selanjutnya lanjut Bayu, kemudian pelaku mengajak temannya untuk melakukan aksi keji tersebut. Namun ajakan itu ditolak dan akhirnya pelaku pulang ke rumahnya yang juga tetangga korban.

Sesampainya di rumah kata Bayu, pelaku mengambil parang kemudian menuju rumah korban.

Baca Juga:   Sopir Truk Kesulitan Dapat Solar, Pj Bupati akan Minta Satpol PP Awasi SPBU 24 Jam

Sebelum masuk di dalam rumah melalui jendela, pelaku yang masih duduk di bangku SMK di Babulu ini mematikan listik dari luar.

Di dalam rumah, ia tidak melihat sepeda motor Waluyo yang juga korban.

Namun tak lama kemudian, Waluyo yang masuk dalam rumah langsung ditebas menggunakan parang di bagian kepala.

“Setelah itu, pelaku masuk ke kamar satu dimana ibu, dan kedua anaknya yang masih 10 tahun 3 tahun tidur. Pertama itu ibunya yang diparangi, kemudian yang 3 tahun dan terakhir yang 10 tahun,” ujarnya.

Setelah itu lanjutnya, pelaku kembali ke ruang tamu melihat Waluyo merangkak. Korban sempat melakukan perlawanan, namun karena banyak kehilangan darah sehingga akhirnya kembali mendapat sabetan parang.

Terakhir, pelaku mendatangi kamar Rj yang merupakan anak pertama. Ia langsung membunuh korban.

“Usai dibunuh, pelaku ini sempat melakukan tindakan asusila terhadap ibu, anak kedua yang 10 tahun dan yang tua yang 15 tahun. Jadi 3 korban ini sempat disetubuhi padahal sudah kedaaan meninggal,” ujarnya.

KORBAN PEMBUNUHAN – Salah satu korban pembunuhan yang akan dibawah pulang usai dilakukan visum di RSUD PPU. TITIKNOL.ID

Untuk menghilangkan jejak, pelaku kemudian mengambil 3 handpone para korban lalu dibanting dan dibuang di sungai.

Usai menghabisi korban, kemudian melaporkan kepada kakaknya bila ada keonaran sekitar 10 orang. Kemudian keduanya melaporkan kepada Ketua RT setempat dan langsung cek lokasi kejadian.

Bayu mengatakan, dalam rekostruksi tersebut wajah pelaku tidak terlihat rasa penyesalan terhadap tindakannya membunuh 5 orang.

“Kalau orang menyesal itu kan pasti menangis. Tapi ini tidak biasa-biasa saja. Kalau kami sebut psikopat anaknya ini,” katanya.

Bayu menyampaikan bahwa keluarga pelaku memang ada konflik dengan para korban.

Baca Juga:   Pj Bupati PPU Makmur Marbun Minta TPID Pantau Harga Komoditi di Pasar

Mengenai persoalan asmara, Bayu mengatakan informasi sepert itu.

“Dulu pernah mereka juga berkonflik soal lahan tapi sudah selesai,” katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta agar pelaku ini dihukum mati atas perbuatannya.

“Sesugguhnya hukuman mati itu tidak cukup,” katanya. (*)