Kehadiran Ibu Kota Nusantara akan membawa dinamika baru. Jumlah penduduk Ibu Kota Nusantara pada 2045 akan diprediksi mencapai 1,9 juta jiwa. Ini jadi tantangan bagi pasokan pangan halal di Kalimantan Timur.
TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Inovasi Pangan Halal untuk Kalimantan Timur atau Pahala Kaltim berhasil masuk ke tahap penilaian presentasi dan wawancara pada kelompok keberlanjutan inovasi dalam Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi (PKRI) 2024.
Kali ini Provinsi Kalimantan Timur sukses melewati tahapan seleksi awal.
Penilaian ini digagas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan dilakukan oleh Tim Penilai Independen (TPI) dari perguruan tinggi ternama Indonesia.
Inovasi Pahala Kaltim berasal dari UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veterniner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur.
Pemaparan inovasi Pahala Kaltim dilakukan oleh Kepala DPKH Kaltim Fahmi Himawan didampingi Kepala Biro Ekonomi Iwan Darmawan dan akademisi UINSI Samarinda Dr Maisarah.
Paparan dimulai dengan latar belakang Kaltim yang berpenduduk 3,95 juta pada 2023.
Dari jumlah itu, 85 persen penduduk adalah muslim. Beberapa hal menjadi pertimbangan mengapa Pahala Kaltim harus hadir di Kalimantan Timur.
Yakni sebagai berikut, antara lain:
- Rendahnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha;
- Rendahnya produk bersertifikat halal;
- Belum ada laboratorium terakreditasi ruang lingkup halal;
- Dan biaya uji yang mahal.
- Belum ada laboratorium penguji kehalalan;
- Belum ada pengawasan terpadu;
Pertimbangan lainnya adalah kehadiran Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara yang pada 2046 jumlah penduduknya diprediksi akan mencapai 1,9 juta jiwa.
Kehadiran Ibu Kota Nusantara akan membawa dinamika baru. Jumlah penduduk Ibu Kota Nusantara pada 2045 akan diprediksi mencapai 1,9 juta jiwa.
“Ini menjadi hal yang penting bagi hadirnya Pahala Kaltim,” jelas Fahmi Himawan kepada Tim Penilai Independen Dr Fadilah Amin dan Dr Tri Yuni. (*)