Perempuan di DPRD Kaltim hasil Pemilu 2024 sebanyak 8 orang berasal dari PDI-Perjuangan 2 orang, PKB 3 orang, dan Golkar 3 orang.
TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Keterwakilan perempuan di parlemen Kalimantan Timur belum memenuhi kuota standar, dinilai masih kurang.
Hal ini dibeberkan oleh Sekretaris DPRD Kaltim, Norhayati Usman yang dikutip Titiknol.id pada Sabtu (7/9/2024).
Dia tegaskan, keterwakilan perempuan di parlemen DPRD Kaltim hasil dari Pileg 2024 belum terpenuhi.
Keterwakilan anggota DPRD Kaltim periode 2024–2029 yang sudah dilantik tetapi tidak mencapai 30 Persen.
Diperinci, 55 anggota DPRD Kaltim Periode 2024-2029 sudah dilantik dalam Rapat Paripurna di Gedung B (Utama) Kantor DPRD Kaltim di Jalan Teuku Umar, Kota Samarinda pada Senin 2 September 2024 lalu.
Hasil Pemilu legislatif bulan Februari 2024 lalu terdapat 55 anggota DPRD Kaltim terpilih dengan rincian 8 orang atau 14,54 persen perempuan.
Dan terungkap, 47 orang lainnya atau 85,46 persen laki-laki.
Sekretaris DPRD Kaltim, Norhayati Usman menyebut 55 anggota dewan terpilih yang bakal dilantik, sebagian besar wajah baru.
“Ada 31 anggota dewan baru, 24 anggota dewan lama terpilih kembali hasil Pemilu 14 Februari 2024,” ujarnya.
Melihat ini, tentunya target pemerintah mendudukkan 30 persen lembaga legislatif diisi perempuan pada Pemilu terbaru belum mencapai target.
Jumlah anggota DPRD Kaltim perempuan periode 2024-2029 dari Pemilu 2024 sebanyak 8 orang menurun.
Dibanding anggota DPRD Kaltim Periode 2019-2024 hasil Pemilu 2019, terdapat 11 perempuan, atau lebih kurang 20 persen dari 55 anggota DPRD Kaltim.
Perempuan di DPRD Kaltim hasil Pemilu 2024 sebanyak 8 orang berasal dari PDI-Perjuangan 2 orang, PKB 3 orang, dan Golkar 3 orang.
Dua wakil rakyat dari PDI-Perjuangan Ananda Emira Moeis berasal dari Dapil Samarinda dan Yonavia dari Dapil Kubar-Mahulu.
Tiga orang dari Golkar yakni sebagai berikut:
- Syhariah dari Dapil PPU-Paser;
- Hj Syarifatul Syadiyah dapil Berau-Kutim Bontang;
- dan Shemmy Permata Sari dari Dapil Berau-Kutim dan Bontang.
Kemudian PKB yakni 3 orang masing-masing Damayanti dari Dapil Balikpapan, Yenni Eviliana dari Dapil PPU-Paser, dan Hj Sulasih dari Dapil Berau-Kutim dan Bontang.
Perannya Ada di Partai Politik
Akademisi dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI), Ida Farida pun menanggapi menurunnya keterwakilan perempuan di DPRD Kaltim periode 2024-2029.
Targetnya yang harusnya 30 persen, tapi fakta di lapangan masih jauh.
Menurutnya peran partai politik (parpol) harus lebih dimasifkan untuk pengkaderan.
Partai politik punya peran besar guna menghasilkan kader-kader perempuan yang berkualitas.
Sehingga para pemilih, memiliki pandangan positif terkait kader-kader tersebut.
“Menurut saya, pengkaderan di parpol kualitasnya harus diutamakan, khususnya untuk yang perempuan,” sebutnya.
Mantan Komisioner KPU Kaltim ini turut mengatakan bahwa keterwakilan perempuan, yang disumbang tiga parpol harus diapresiasi karena mengedepankan kesetaraan.
Karena dasarnya harus ada kesetaraan, khususnya untuk keadilan demokrasi di Kalimantan Timur.
“Partai dominan yang menyumbangkan keterwakilan perempuan saat ini PKB dan Golkar,” ujarnya.
Namun demikian, anggota dewan perempuan yang terpilih di periode punya tugas berat.
Ida berharap, perempuan bisa vokal dipanggung politik Kalimantan Timur.
Tentunya bisa memperjuangkan hak-hak aspirasi masyarakat, untuk kemajuan daerah ke depan.
“Anggota DPRD perempuan yang sudah duduk di legislatif, harus bisa menjadi tokoh positif untuk memicu perempuan muda Kaltim yang ingin berkarir di dunia politik,” katanya. (*)