Minyak angin tersebut terbuat dari bahan-bahan organik, kulit jeruk. Hasilnya efektif dan beraroma terapi serta bisa jadi ladang rezeki bagi warga.
TITINOL.ID, SAMARINDA – Kali ini dosen dan mahasiswa di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur meracik sampah kulit buah jeruk disulap menjadi barang bermanfaat, jadi minyak angin.
Ide tersebut diaplikasikan oleh mahasiswa dan dosen dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, jurusan Lingkungan dan Kehutanan dari Program Studi Pengolahan Hasil Hutan.
Minyak angin tersebut terbuat dari bahan-bahan organik, kulit jeruk. Hasilnya efektif dan beraroma terapi serta bisa jadi ladang rezeki bagi warga.
Hal ini disampaikan oleh Abdul Rasyid Zarta, Ketua Jurusan Lingkungan dan Kehutanan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang dikutip Titiknol.id pada Senin (9/9/2024).
”Pelatihan Pembuatan Minyak Angin Aromaterapi dari Minyak Atsiri yang Mengandung Bahan Aktif Alami,” beber Abdul Rasyid.
Dia menjabarkan, kegiatan karya ilmiah ini berfokus pada penganganan sampah organik di masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga fokuskan ke pembentukan kreativitas kelompok PKK serta memberikan edukasi ke warga guna meningkatkan wawasan kewirausahaan pada kelompok PKK dari Dasawisma Teratai RT 26 di Sei Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang.
“Membuat minyak angin aroma terapi dari kulit jeruk, kan bisa jadi sektor usaha UMKM warga,” katanya.
Di Kota Samarinda banyak sampah kulit jeruk. Bisa diperoleh dari penjual minuman jeruk peras dan pedagang buah.
Limbah kulit jeruk yang ada, biasanya hanya dibuang dan dibiarkan membusuk saja. Namun hal menarik yang didapatkan, kulit jeruk diketahui mengandung senyawa flavonoid, saponin dan triterpenoid.
Minyak atsiri kulit jeruk juga mengandung aromaterapi yang bermanfaat bagi kulit, memberikan sensasi menenangkan dan dapat meningkatkan nafsu makan, selain itu juga mengandung efek antibakteri.
Kata Abdul Rasyid, pemanfaatan limbah kulit jeruk sebagai minyak angin aromaterapi dapat membantu mengurangi tercemarnya lingkungan akibat pembusukan sampah organik.
“Bisa membantu peningkatan perekonomian masyarakat karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi terutama bagi ibu rumah tangga,” katanya.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan pada Jumat 30 Agustus 2024. Pemanfaatan minyak atsiri sebagai komponen pembuatan minyak angin aromaterapi akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Samarinda.
Apalagi saat ini sedang ramai musim buah jeruk. Selama ini kulit jeruk yang ada dibiarkan menumpuk menjadi sampah organik yang lama-kelamaan akan membusuk. Sehingga secara tidak langsung akan mencemari lingkungan.
“Pembuatan minyak angin aromaterapi dan menghasilkan produk dengan nilai ekonomis tinggi yang bermanfaat serta dapat dikembangkan oleh masyarakat,” tegasnya. (*)