Di Pilkada Kukar 2024 kali ini ada tiga pasangan kandidat yang bersaing dengan latar belakang dan visi yang beragam
TITIKNOL.ID, TENGGARONG – Akademisi dari Universitas Kutai Kartanegara memberikan pandangannya soal Pilkada Kukar 2024, para calon pemilih harus jeli demi masa depan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kabupaten Kutai Kartanegara kini memasuki fase krusial dalam Pemilihan Kepala Daerah Kutai Kartanegara atau Pilkada Kukar 2024.
Di Pilkada Kukar 2024 kali ini ada tiga pasangan kandidat yang bersaing dengan latar belakang dan visi yang beragam.
Pasangan calon nomor 01 menawarkan kombinasi antara birokrat berpengalaman dan anak muda yang energik.
Sementara itu, pasangan nomor 02 mengandalkan pengalaman politik yang mumpuni, dan pasangan nomor 03 mengusung perpaduan unik antara tokoh militer dan politisi.
Akademisi Administrasi Publik Fisipol Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), M Amin, menekankan pentingnya bagi masyarakat Kukar untuk tidak hanya mempertimbangkan latar belakang kandidat, tetapi juga pendekatan kepemimpinan yang paling sesuai untuk masa depan daerah.
Di tengah perubahan zaman dan tantangan yang kompleks, kepemimpinan sipil menjadi sangat relevan.
“Ini penting dalam memperkuat demokrasi yang inklusif dan responsif terhadap aspirasi publik,” ungkap Amin pada Selasa (5/11/2024).
Pemimpin sipil, menurut Amin, lebih cenderung mengedepankan pendekatan demokratis yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Kebijakan yang efektif saat ini bukan hanya instruksi dari atas.
“Tetapi juga membutuhkan komunikasi dua arah antara pemimpin dan masyarakat,” lanjutnya.
Melalui pendekatan ini, pemimpin sipil dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah, serta membangun rasa memiliki terhadap setiap keputusan yang diambil.
Selain itu, pemimpin sipil umumnya menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan, yang memperkuat kepercayaan publik dan mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Hal ini sangat penting untuk menjaga agar kepentingan rakyat tetap menjadi prioritas utama, terutama dalam pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan.
Di era disrupsi teknologi dan sosial, kepemimpinan sipil juga lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat yang beragam.
Amin menegaskan bahwa masa depan Kukar memerlukan pemimpin yang mampu mendengar, memahami, dan merespons kebutuhan masyarakat dengan bijak.
“Pemilihan pemimpin dari kalangan sipil adalah langkah strategis untuk membangun pemerintahan yang kuat dan demokratis,” tuturnya.
Masyarakat Kukar kini memiliki kesempatan untuk menentukan arah masa depan daerah melalui hak pilihnya.
Dengan mendukung kepemimpinan sipil, mereka memilih untuk mengutamakan transparansi, keterbukaan, dan partisipasi publik.
Amin mengajak seluruh masyarakat Kukar untuk menggunakan kesempatan ini dengan bijak, memilih pemimpin yang akan membawa Kukar menuju kemajuan yang inklusif dan berkelanjutan. (*)