Visi-misi keduanya, menurut Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta Sari belumn menawarkan solusi konkret
TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur atau JATAM Kaltim menilai, kedua paslon yang berkontestasi di Pilgub Kaltim 2024 belum memberi solusi konkret mengatasi persoalan tambang dan dampak lingkungan.
Visi-misi keduanya, menurut Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta Sari belumn menawarkan solusi konkret.
Setiap gubernur dan wakilnya mesti tahu apa langkah mengatasi persoalan tambang, tidak sekadar gimmick saja.
“Jangan hanya mengatakan tidak punya kewenangan,” ujar Eta, sapaan akrabnya.
Sejumlah peristiwa yang dicatat JATAM Kaltim, misalnya ada 5,2 juta hektare lahan di Kaltim yang telah dikupas akibat penggalian emas hitam ini.
Aktivitas ini juga menyisakan lubang bekas galian terbuka tanpa ada reklamasi.
Pembiaran juga mencatatkan sebanyak 53 anak yang meninggal dunia di lubang bekas galian tambang yang tidak direklamasi.
Dampak rusaknya lingkungan bahkan berimbas ke kehidupan sehari-hari masyarakat.
Hutan kian sekarat, sungai tercemar, sampai jalan-jalan umum yang rusak parah.
Masifnya tambang ilegal yang kian tak terkendali juga mengkhawatirkan.
Aktivitas tanpa izin ini muncul tanpa rasa takut, dan acuh dengan hajat hidup orang banyak.
Persoalan terkini, tambang sudah menyasar nyawa manusia dan keadilan bagi masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.
“Semestinya, solusi dari semua masalah ini menjadi kebijakan yang bisa ditawarkan para calon,” tegasnya.
Memang, masalah tambang akan terus ada dan terus bertambah panjang, jika tidak ada solusi konkret.
Para calon perlu menawarkan jalan untuk mengurai permasalahan ini.
“Mereka (paslon) harus berpihak pada kehidupan masyarakat di Kaltim agar lebih baik,” kata Eta. (*)