Samarinda

Inilah Faktor Dominan Penyebab Kebakaran di Samarinda, 3 Lokasi akan Diperiksa Pemkot

24
×

Inilah Faktor Dominan Penyebab Kebakaran di Samarinda, 3 Lokasi akan Diperiksa Pemkot

Sebarkan artikel ini
PENYEBAB KEBAKARAN SAMARINDA - Ilustrasi kebakaran di Ponpes Jalan Rapak Indah, Karang Asam Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur pada Rabu (12/3/2025). Terungkap, inilah faktor dominan yang menjadi penyebab bencana kebakaran melanda di tengah-tengah masyarakat Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. (HO/Damkar Samarinda)

TITIKNOL.ID, SAMARINDA – Terungkap, inilah faktor dominan yang menjadi penyebab bencana kebakaran melanda di tengah-tengah masyarakat Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 

Kebakaran sering mengancam siapa saja, tidak mengenal ras dan golongan, bahaya kebakaran bisa datang tiba-tiba. 

Kali ini Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan (Disdamkartan) Kota Samarinda menyebut, bahwa korsleting arus pendek listrik masih menjadi faktor terjadinya musibah kebakaran.

Berdasarkan data pihaknya, jika secara persentase, sekitar 50 persen kebakaran di pemukiman Kota Tepian disebabkan oleh korsleting listrik arus pendek. 

“Sisanya disebabkan oleh faktor lain seperti kompor, kendaraan, dan benda-benda kecil lainnya,” sebut Kepala Disdamkartan Samarinda, Hendra AH, Jumat (14/3/2025).

Guna mengatasi masalah ini, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, termasuk inspeksi daerah rawan kebakaran.

Pada tahun 2023 misalnya, program inspeksi telah dilakukan di 1.000 rumah dan terbukti efektif. 

Di tahun 2025 ini, program serupa akan dilanjutkan dengan target 1.500 rumah yang dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni.

Selain itu, program pemeriksaan instalasi listrik rumah warga yang bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Instalasi Listrik juga telah menunjukkan hasil positif. 

Daerah-daerah yang telah diperiksa jarang atau bahkan tidak mengalami kebakaran.

Rencananya, kawasan yang akan diperiksa antara lain ada 3 lokasi:

  • Jalan Karang Asam Ilir Gang Rauda dan sekitarnya;
  • Gang Tanjung;
  • Serta Samarinda Seberang Kampung Baqa.

Selama pemeriksaan, banyak ditemukan colokan listrik yang bertumpuk, kabel yang semrawut dan bercabang, serta MCB 900 watt dimanipulasi jadi 1.300 watt ditemukan saat pemeriksaan.

“Kita harus waspada terhadap gejala yang ditimbulkan dan melakukan mitigasi untuk mencegah kebakaran besar,” tukasnya.

Musibah kebakaran yang tidak dapat diprediksi dan dapat terjadi kapan saja ini, tentu masyarakat harus senantiasa waspada dan meningkatkan upaya pencegahan serta mitigasi.

Baca Juga:   Hasil Sidang MK Hari Ini, Owena-Stanislaus Didiskualifikasi hingga Pemungutan Suara Ulang Pilkada Mahulu

“Kita harus tetap waspada dan tidak lalai, karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian besar, baik kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, bahkan nyawa,” tegasnya.

Selain itu, setiap rumah diimbau untuk memiliki minimal satu Alat Pemadam Api Ringan (APAR) berkapasitas 3 kg. 

APAR sangat efektif untuk memadamkan api kecil, misalnya pada kompor.

Dengan meningkatkan kesadaran dan upaya mitigasi, Hendra berharap angka kebakaran dapat ditekan dan kerugian yang ditimbulkan bisa diminimalkan.

“APAR memiliki masa kadaluarsa 2 sampai 5 tahun. Kami menghimbau masyarakat untuk memiliki APAR dan memeriksanya secara berkala,” katanya. (*)