Headline

Kritik Remaja SMA ke Gubernur Jabar soal Wisuda, Dedi Mulyadi: Di Negara Mana yang Ada

68
×

Kritik Remaja SMA ke Gubernur Jabar soal Wisuda, Dedi Mulyadi: Di Negara Mana yang Ada

Sebarkan artikel ini
KRITIK KE DEDI - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi memberi jawaban pedas ketika menanggapi kritik dari Aura Cinta, korban gusur Cikarang Bekasi. Gadis bernama Aura Cinta dengan tegas menyampaikan keinginannya mengikuti acara wisuda meski kondisi keluarganya sedang sulit. (Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)

TITIKNOL.ID, CIKARANG – Viral di media sosial, ada sosok gadis SMA yang videonya beredar kemana-mana karena berdebat dengan Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat. Momen ini kemudian ramai jadi perbincangan.

Namun siapa sangka, rencana kebijakan Dedi Mulyadi itu mendapat kritikan dari salah satu siswi SMA yang merupakan warga Cikarang, Kabupaten Bekasi yang digusur lantaran rumahnya berada di tanah negara Bantaran Kali Bekasi.

Dalam video tersebut, gadis bernama Aura Cinta dengan tegas menyampaikan keinginannya mengikuti acara wisuda meski kondisi keluarganya sedang sulit.

Dedi Mulyadi sempat mengungkapkan kebijakan penghapusan wisuda di sekolah, terkhusus di jenjang pendidikan yang lebih rendah.

“Di negara mana yang TK ada wisuda, SMP ada wisuda, SMA ada wisuda di negara mana tuh? Hanya di Indonesia,” ucap Dedi Mulyadi dikutip dari tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (28/4/2025).

Ternyata, di balik keberanian Aura, ada kisah haru yang baru terungkap dari sang ibu.

Namun, di tengah tekanan tersebut, sang anak tetap ingin hadir di acara wisuda sekolahnya.

Menurut sang ibu, itu adalah bentuk pelampiasan psikologis anaknya yang merasa butuh momen untuk merayakan perjuangannya selama ini.

Ibu dari anak tersebut mengatakan bahwa, “Dia cuma ingin punya kenangan, bukan soal pesta atau gaya-gayaan,” kata sang ibu.

Ia juga menegaskan bahwa mental anaknya saat ini sedang tidak stabil.

Bahkan Aura Cinta sempat kehilangan semangat belajar karena beban pikiran yang menumpuk, termasuk kehilangan rumah mereka.

Dalam kondisi ini, sang ibu merasa penting bagi anaknya untuk tetap merasakan momen kelulusan seperti teman-temannya yang lain.

Membebani Ekonomi Orangtua 

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menyampaikan pendapatnya agar tradisi wisuda dihapus karena dianggap membebani orangtua secara ekonomi.

Baca Juga:   Promo Indomaret, Beli 2 Gratis 1 Berlaku hingga 31 Januari 2024

Namun, pernyataan tersebut justru memicu perdebatan dari berbagai kalangan, termasuk dari Aura cinta yang merasa bahwa wisuda bisa menjadi bentuk penghargaan atas perjuangan seorang pelajar.

Sang ibu berharap bahwa publik bisa melihat sisi lain dari debat tersebut, bahwa tak semua anak datang dari kondisi ekonomi dan mental yang stabil.

“Anak saya cuma pengen wisuda, biar ada memori. Rumah sudah enggak punya, masa enggak boleh punya kenangan juga?” tuturnya.

Usut punya usut, hal itu lantaran sang ibu mengaku ingin mementingkan mental sang anak. Dan agar hal itu menjadi kenangan bagi anaknya itu di masa depan. (*)