TITIKNOL.ID, TANA PASER – Empat desa di Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur terlibat dalam kegiatan resmi Pemprov Kaltim, Teknologi Tepat Guna.
Hal ini menunjukkan eksistensi desa di Paser memiliki terobosan teknologi yang inovatif untuk kemanfaatan masyarakat.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paser, Burhanuddin, mengapresiasi perwakilan dari Paser dalam pameran pembangunan dan Teknologi Tepat Guna (TTG) XI Tingkat Provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan tersebut berlangsung pada 30 April hingga 3 Mei 2025 di Stadion Panglima Sentik Kabupaten Penajam Paser Utara.
Burhanuddin mengatakan, ada berbagai produk unggulan desa yang dipamerkan di stan milik Kabupaten Paser.
Produk-produk itu berasal dari empat desa yakni sebagai berikut:
- Desa Uko;
- Desa Pepara;
- Desa Kendarom;
- dan Desa Rangan.
“Ini patut kita apresiasi, yang menandakan bahwa produk dari sejumlah desa di Paser bisa ikut bersaing dalam berbagai event,” beber Burhanuddin, Kamis (1/5/2025).
Sejumlah produk unggulan tersebut bahkan sudah pernah diikutsertakan pada setiap perlombaan TTG hingga tingkat nasional.
“Seperti halnya produk pengering padi tenaga surya, pompa air tenaga Surya, sistem penyaring air sederhana, kompor biogas, komposter rumah tangga, serta produk unggulan lainnya,” tambahnya.
Burhanuddin berikan apresiasi untuk keikutsertaan Kabupaten Paser pada ajang bergengsi ini dan penghargaan setinggi-tingginya atas Gelaran Teknologi Tepat Guna XI Tahun 2025 yang dilaksanakan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Menurutnya, TTG merupakan hasil inovasi, kreativitas dan kecerdasan masyarakat yang dapat dikembangkan di daerah selain teknologi yang bersifat modern.
Namun, dalam pengembangannya, perlu memperhatikan asas dari kebutuhan dan mudah digunakan oleh masyarakat.
“Bahan dari produk itu juga dapat dijangkau di daerah sekitar, dalam artian menggunakan sumber daya yang ada, ramah lingkungan dan dapat diterima masyarakat,” ungkap Burhanuddin.
Ia menilai bahwa produk TTG yang dihasilkan oleh masyarakat menggunakan bahan yang mudah dicari dan murah.
“Sehingga, pemanfaatannya dapat digunakan masyarakat tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi tentunya. Hal ini bisa diterapkan ke depannya dan disosialisasikan kepada masyarakat,” katanya. (*)