PenajamTitiknolKaltim

Sejarah Cikal Bakal Lahirnya Kapal Feri dan Tragedi Tenggelam di Teluk Balikpapan Kaltim

35
×

Sejarah Cikal Bakal Lahirnya Kapal Feri dan Tragedi Tenggelam di Teluk Balikpapan Kaltim

Sebarkan artikel ini
Penampakan Kapal Feri rute Balikpapan-Penajam KM Muchlisa tenggelam di perairan penajam Kabupaten PPU, Senin (5/5/2025). (tangkapan layar/Titiknol.id)

TITIKNOL.ID, PENAJAM – Beredar video di jaringan WhatsApp, yang gambarkan seorang perempuan yang diduga merupakan orangtua dari seorang korban kecelakaan kapal tenggelam di Teluk, Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Jeritan tangis wanita tersebut memecah kesedihan seluruh warga. Dia satu di antara keluarga korban. Wanita tersebut meratapi anaknya yang jadi korban hilang tenggelamnya Kapal Feri di Teluk Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Senin 5 Mei 2025 sore. 

Kapal Feri ini bernama KMP Muchlisa, sedang mengangkut penumpang dan barang rute Balikpapan-Penajam Paser Utara. 

Saat dalam perjalanan, sudah akan mendekati daratan Penajam Paser Utara, kapal feri ini miring. Beberapa penumpang terlihat ada yang panik bahkan ada yang nekat untuk terjun ke perairan laut. 

Sebelum body kapal KMP Muchilsa itu benar-benar tenggelam secara penuh, pihak kru sempat meminta bantuan ke PT feri 3 Anugerah. Tetapi apa daya, langkah ini tidak terkejar, kapal sudah kadung tenggelam lebih dahulu. 

Dan terjadilah kapal feri tenggelam ke dalam laut. Tragedi tenggelamnya kapal feri ini diduga karena mesin kapal yang mati, ditambah lagi adanya kerusakan pada bagian As Propeller atau baling-baling kapal laut.

Bagi kapal laut, As Propeller merupakan titik penting untuk mobilitas sebuah kapal. Karena As Propeller merupakan alat utama penggerak kapal menghasilkan gaya dorong agar kapal melaju dan tidak tenggelam. 

Tenggelamnya kapal feri KMP Muchlisa di Teluk Balikpapan merupakan sejarah kelam.

Tragedi ini satu-satunya dalam sejarah, untuk pertama kalinya di Teluk Balikpapan. Catatan sejarah, belum ada peristiwa kapal feri tenggelam di Teluk Balikpapan. 

Dalam berlayar, kapal feri KMP Muchlisa ini mengangkut 44 orang, dari total ini, 2 orang mengalami hilang dalam kecelakaan. Tim pun masih terus melakukan pencarian korban hingga Selasa 6 Mei 2025. 

Baca Juga:   Transfer Liga Italia: Inter Milan Bisa Rekrut Bintang Remaja Sampdoria

Kapal feri, khusus di Kalimantan Timur jadi alat angkut andalan. Apalagi di Indonesia ini, ciri khasnya negara kepulauan, antara daratan satu dengan daratannya yang lain banyak dipisahkan oleh perairan laut. 

Lalu sejak kapan munculnya kepal feri ini? 

Alat angkut ini diciptakan dan mulai tenar dipakai di beberapa negara mulai abad 19, fungsinya untuk membawa penumpang dan barang. Saat itu, sebelum ada Indonesia, pemerintahan Hindia Belanda sudah memakainya untuk menghubung daratan di nusantara. 

Nama Feri sendiri pertama kalinya dipopulerkan di kalangan masyarakat Liverpool Inggris. 

Mengutip dari Instagram ASPD, kapal feri yang ada di Liverpool kala itu bernama Mersey Ferry yang kemudian di masyarakat terkini, terutama di Indonesia, seringkali sebut dengan nama kapal feri.   

Nama Ferry sendiri terinspirasi dari Raja Edward III yang pada tahun 1330, mengeluarkan piagam kerajaan atau Royal Charter sebagai tanda pemberian hak operasional kapal di Liverpool tersebut. 

Dalam piagam yang diberikan oleh Raja Edward III pada tahun 1330 itu, tertulis

“Granting the right of ferry there… for men, horses and goods, with leave to charge reasonable tolls”. Atau yang diartikan “Memberikan hak naik Ferry ke sana untuk laki-laki, kuda, dan barang, dengan izin untuk membebankan biaya tol yang wajar”.  

Dimulai dari sinilah, kemudian nama feri jadi naik daun, dipakai untuk penamaan untuk alat angkut perairan. (*)