TITIKNOL.ID, PENAJAM – Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke Desa Gunung Mulia, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Jumat (9/5/2025).
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program percepatan swasembada pangan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Dalam kesempatan itu, Mentan menyerahkan bantuan senilai Rp149 miliar sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan ketahanan pangan di wilayah Kaltim, termasuk PPU sebagai salah satu daerah penopangnya.
Amran menyebut bahwa Kaltim memiliki potensi lahan mencapai 46.660 hektare.
Jika dikelola optimal, wilayah ini bisa menghasilkan panen hingga dua kali dalam setahun dengan rata-rata 7 ton per hektare, sehingga swasembada pangan dapat terwujud lebih cepat.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, yang turut hadir menyampaikan pentingnya perlindungan lahan pertanian agar tidak dialihfungsikan ke komoditas lain.
Ia mendorong Pemerintah Kabupaten PPU segera menyusun Perda tentang perlindungan lahan pangan.
“Kita ingin PPU tetap menjadi lumbung pangan, jangan sampai lahannya diubah untuk sawit atau karet. Perlu regulasi yang kuat agar ketahanan pangan terjaga,” tegas Rudy.
Ia juga mengapresiasi kinerja Mentan Amran yang dianggap berhasil memperjuangkan harga gabah petani, yang kini terserap Bulog dengan harga hingga Rp6.500 per kilogram.
Rudy menyebut ini sebagai bukti keberpihakan kepada petani.
Lebih lanjut, Rudy menegaskan bahwa meski lahan semakin menyempit, swasembada pangan harus tetap menjadi prioritas.
Kaltim disebut masih memiliki tiga juta hektare lahan tidur yang belum seluruhnya dioptimalkan.
Sementara itu, Bupati PPU Mudyat Noor memaparkan bahwa saat ini PPU memiliki 5.898 hektare lahan produktif dan produksi gabah sebesar 4.429 ton.
Namun, tantangan utama adalah ketersediaan infrastruktur irigasi yang memadai.
Menurutnya, optimalisasi Bendung Gerak Telake menjadi salah satu kunci dalam peningkatan produksi pertanian.
Bendung tersebut sempat masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN), namun dibatalkan dan kini kembali diusulkan.
Selain itu, Mudyat menekankan pentingnya penyediaan bibit unggul untuk mendukung hasil panen yang maksimal.
“Ketahanan pangan hanya bisa tercapai dengan dukungan infrastruktur dan teknologi yang memadai,” pungkasnya. (Advertorial/TN01)