Penajam

Gandeng Ekraf, Hadirkan Warna Baru di Festival Budaya Nondoi PPU

17
×

Gandeng Ekraf, Hadirkan Warna Baru di Festival Budaya Nondoi PPU

Sebarkan artikel ini

TITIKNOL.ID, PENAJAM – Keterlibatan ekonomi kreatif (ekraf) dalam Festival Belian Adat Paser Nondoi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memberikan nuansa baru terhadap ritual adat dan pagelaran budaya tersebut.

Pasalnya, tahun ini menjadi kesempatan pertama bagi komite ekraf PPU untuk ambil bagian mengisi kegiatan tepatnya di hari ketiga hingga akhir acara.

Ketua Komite Ekraf PPU, Sandry Ernamurti mengatakan, keterlibatan pihaknya juga merupakan arahan dari kepala daerah PPU yang secara khusus meminta ekraf berkolaborasi dalam festival ini.

“Kebetulan atas arahan bapak Bupati, beliau meminta kami secara khusus berkecimpung dalam festival budaya Nondoi, tujuannya supaya memeriahkan dan memberi warna baru dari festival-festival sebelumnya,” ujar Sandry, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, dari 17 subsektor pada bidang ekraf, kali ini pihaknya membawa tiga subsektor terdiri dari pengembang permainan, kuliner, dan musik untuk disatukan dalam event budaya Nondoi.

“Jadi kami mulai masuk rangkaian kegiatan di hari ketiga, mulai 5 hingga 8 November nanti diisi agenda ekraf,” ucapnya.

Menariknya, permainan tradisional menjadi ajang seru yang dilombakan untuk tingkat siswa siswi dan dewasa. Ekraf mengundang SD-SMP untuk berpartisipasi meramaikan dan mengikuti beragam permainan tradisional mulai cinaboy, gobak sodor, lari balok, kasti dan beturak (permainan suku Paser).

“Ada sekitar 830 peserta dari tingkat sekolah SD dan SMP, selain itu kami masih membuka pendaftaran untuk kategori dewasa khusus ASN/PNS,” kata dia.

Bupati PPU, Mudyat Noor dalam rilisnya juga mengajak seluruh masyarakat PPU berbondong-bondong meramaikan Festival Belian Adat Paser Nondoi beserta permainan tradisional di dalamnya.

“Dengan penuh semangat saya mengajak seluruh siswa siswi SD SMP guru, ASN, BUMD turut serta meramaikan PPU bermain tradisional, ini bukan sekadar perlombaan tetapi upaya bersama menjaga budaya dan tradisi permainan rakyat Indonesia, warisan yang sarat nilai kebersamaan, sportivitas dan kegembiraan,” kata Mudyat.

Baca Juga:   Pemkab PPU Siapkan Lahan untuk Pembangunan Gedung Baru SMAN 8

Lebih lanjut, Sandry menilai hadirnya permainan tradisional erat kaitannya dengan kebudayaan, dimana pada festival ini, diselipkan permainan suku Paser, yakni beturak.

“Itu jenis permainan lama suku Paser, menggunakan semacam bola yang dipempar, namun terbuat dari kayu ulin berbentuk segi enam. Siapa pelempar terjauh itulah pemenang. Ini yang membedakan dengan lempar lembing ataupun tolak peluru,” tambahnya.

Komite Ekraf juga menyiapkan penghargaan bagi pemenang, seperti uang pembinaan, trofi, dan sertifikat yang totalnya mencapai Rp40 juta.

“Kita berusaha semaksimal mungkin menyuguhkan yang terbaik. Sebagaimana harapan pak Bupati, kita ingin festival Nondoi kali ini bukan sekadar ritual tetapi jauh lebih menarik dengan kolaborasi ekraf,” pungkasnya.