TITIKNOL.ID,PENAJAM– Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan PPU Bambang Surijadi mengatakan, pihaknya siap mensuplai kebutuhan pangan bagi warga di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Karena saat ini Kabupaten PPU sudah surplus beras mencapai belas ton per tahun.
Karena menurutnya, saat ini PPU mampu memproduksi 32 ribu ton pertahun, sementara kebutuhan hanya 16 ribu ton pertahuan.
Namun ia mengatakan, yang menjadi tantangan adalah produksi pertanian hanya 32 ribu ton per tahun, sementara nanti penduduk IKN mencapai 1 juta jiwa, kebutuhan konsumsi 95 ribu ton beras per tahun.
Bambang mengungkapkan, pemerintah pusat rencana menyiapkan lahan seluas 10 persen dari total kawasan IKN Nusantara untuk ketahanan pangan.
“Kondisi geografis Kecamatan Sepaku cocok untuk tanaman pangan, tanahnya subur. Jadi, tidak menutup kemungkinan ada percetakan sawah yang baru dan lahan tanaman hortikultura di IKN, karena informasinya 10 persen dari luasan IKN akan disiapkan untuk ketahanan pangan,” bebernya.
Namun demikian, untuk pemenuhan pangan untuk IKN, Pemprov Kaltim juga telah mempersiapkan lahan pertanian di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kabupaten Paser.
Selain itu, kebutuhan beras selama ini juga banyak dipasok dari Sulawesi dan Jawa.
“Meskipun PPU surplus beras, tapi banyak beras berbagai merek dari Sulawesi dan Jawa, itu juga kami catat sebagai stok ketahanan pangan,” ujarnya.
Untuk kebutuhan bawang merah dan bawang putih, kata Bambang, banyak yang dipasok dari Sulawesi maupun dari daerah lainnya. Karena, di PPU sangat sulit untuk mengembangkan tanaman bawang.
“Di Desa Rintik (Kecamatan Babulu) sempat ada petani yang dibina untuk tanam bawang merah. Tapi, hasil panennya tidak menguntungkan bagi petani. Sebab, ongkosnya lebih besar. Selain itu, kualitasnya juga kalah bersaing dengan bawang merah dari Sulawesi,” jelasnya.
Bambang mengungkapkan, pemerintah juga tengah memprogramkan pangan pekarangan lestari (P2L). Program tersebut mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk di tanami sayur mauoun cabai.
“Masyarakat juga diberi pembekalan cara peking dari hasil pengelolaan pangan pekarangan rumah,” tandasnya. (*)