Titiknol IKN

Otorita Ajak Pakar Bangun IKN Nusantara sebagai Kota Cerdas

×

Otorita Ajak Pakar Bangun IKN Nusantara sebagai Kota Cerdas

Sebarkan artikel ini

“Focus group discussion ini merupakan bentuk sosialisasi perencanaan dengan semangat kolaborasi dan co-creation untuk menerima masukan dari para akademisi, masyarakat sipil, industri, instansi pemerintahan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merencanakan Ibu Kota Nusantara sebagai kota yang cerdas dan berkelanjutan,”

Kedeputian Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menggelar focus group discussion (FGD) tentang Dokumen Panduan Bangunan Cerdas (Smart Building) dan Kota Cerdas (Smart City) Ibu Kota Nusantara, yang berlangsung selama 9-10 Juni 2023, di Jakarta. TITIKNOL.ID/HO


TITIKNOL.ID,JAKARTA – Kedeputian Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menggelar focus group discussion (FGD) tentang Dokumen Panduan Bangunan Cerdas (Smart Building) dan Kota Cerdas (Smart City), yang berlangsung selama 9-10 Juni 2023, di Jakarta.

“Focus group discussion ini merupakan bentuk sosialisasi perencanaan dengan semangat kolaborasi dan co-creation untuk menerima masukan dari para akademisi, masyarakat sipil, industri, instansi pemerintahan, dan pemangku kepentingan lainnya dalam merencanakan Ibu Kota Nusantara sebagai kota yang cerdas dan berkelanjutan,” ungkap Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN Prof. Mohammed Ali Berawi.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait dokumen cetak biru Kota Cerdas Nusantara, yang meliputi enam domain yang terdiri dari Governance, Living, Industry and Human Resource, Transportation and Mobility, Built Environment and Infrastructure, dan Natural Resource and Energy.

Kota Cerdas Nusantara dibangun sebagai bentuk transformasi perkotaan dengan tata kelola yang efisien dan transparan, layanan publik yang mudah terjangkau dan diakses, serta infrastruktur yang ramah lingkungan dan ramah pengguna.

Dokumen Pedoman Bangunan Gedung Cerdas meliputi pembahasan mengenai prinsip bangunan cerdas dan sistem bangunan cerdas, termasuk perencanaan, pembangunan dan pengoperasian gedung berdasarkan pengumpulan data dan sensor otomasi bagi pengelolaan sistem energi dan sumber daya, HVAC, akses dan mobilitas, komunikasi, hingga keamanan gedung.

“Saat ini, belum ada dokumen standar atau pedoman untuk Smart Building. Sehingga adanya FGD ini dapat membantu penyusunan standar bagi pembangunan bangunan gedung dan kota cerdas di Ibu Kota Nusantara,” ungkap perwakilan dari perusahaan teknologi asal Amerika, Cisco.

Baca Juga:   Hetifah Khawatir Budaya Paser Hilang di IKN Nusantara, Ini Permintaannya

Diskusi dan pemaparan yang dihadiri oleh lebih dari 40 instansi dan perusahaan diharapakan dapat meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan tentang konsep smart city, memberikan kesempatan bagi para pakar untuk berbagi pandangan, pengalaman, tantangan, dan peluang terkait dengan implementasi konsep smart city dalam konteks pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Kegiatan turut dihadiri oleh para pakar dari berbagai instansi pendidikan, lembaga pemerintah, konsultan, perusahaan, dan non-profit organization untuk ikut serta berkolaborasi menyusun, dan memberi masukan dan perspektif terhadap konsep Smart City dan Smart Building Ibu Kota Nusantara demi mewujudkan Ibu Kota Nusantara sebagai Kota Cerdas.

Perwakilan dari instansi pendidikan antara lain Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Sumatera, Universitas Balikpapan.

Selain itu, hadir juga perwakilan Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Brawijaya.

Bukan hanya itu, juga dihadiri perwakilan dari institusi pemerintahan, antara lain Kementerian Kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Badan Informasi Geospasial (BIG).

Serta beberapa perwakilan dari institusi internasional, konsultan, non-profit organization, dan pihak swasta. (*)