Jajaran pejabat Kanwil DJPb Kalimantan Utara menggelar konfrensi pers di Kota Tarakan. HO/DJPb Kaltara
TITIKNOL.ID, TANJUNG SELOR – Pendapatan Negara 2023 di Provinsi Kalimantan Utara tumbuh 8,54 persen secara year-on-year (yoy). Realisasi pendapatan negara 2023 telah mencapai 85,93 persen dari target yang sebesar Rp2,54 triliun.
“Secara nominal Penerimaan Pajak Penghasilan di provinsi ini mendominasi penerimaan perpajakan dengan total penerimaan sebesar Rp1,33 triliun,” kata Kepala Kanwil DJPb Kalimantan Utara, Sakop di Tanjung Selor, Jumat (3/11/2023).
Adapun jenis pajak penghasilan dengan penerimaan terbesar adalah penerimaan pajak penghasilan non migas sebesar Rp1,3 triliun.
Penerimaan bea dan cukai pada 2023 telah mencapai 61,30 persen dari target atau sebesar Rp10,37 miliar. Penerimaan bea keluar mendominasi dengan total sebesar Rp5,54 miliar.
Turunnya harga komoditas SDA di pasar dunia mempengaruhi capaian penerimaan bea cukai 2023. Realisasi PNBP tumbuh 30,11 persen dibandingkan dengan 2022.
Pendapatan jasa kepelabuhan memberikan kontribusi terbesar dengan penerimaan sebesar Rp43,45 miliar, diikuti pendapatan biaya pendidikan Rp31,98 miliar, dan pendapatan jasa navigasi pelayaran sebesar Rp10,54 miliar.
Dari sisi belanja, terjadi kenaikan yang signifikan atas belanja Negara 2023 dibandingkan 2022 lalu. Belanja Negara 2023 di Kalimantan Utara mengalami pertumbuhan 23,86 persen dibandingkan 2022.
Berdasarkan komponen pembentuknya Belanja Pemerintah Pusat tumbuh 28,62 persen sedangkan penyaluran TKD tumbuh 21,82 persen. Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar Rp2,65 triliun atau 62,68 persen dari pagu.
Belanja modal mengalami kenaikan pertumbuhan capaian realisasi belanja paling besar senilai Rp365,49 miliar (58,30 persen).
Hal ini disebabkan adanya realisasi belanja modal pada tiga jenis kegiatan dengan alokasi belanja modal terbesar yaitu kegiatan Permukiman dan Gedung Bangunan (23,05 persen), kegiatan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional (46,12 persen), dan kegiatan infrastruktur konektivitas Transportasi Udara (10,69 persen).
Sedangkan belanja barang terjadi pertumbuhan capaian realisasi belanja sebesar Rp203,09 miliar (27,97) yang diakibatkan oleh realisasi pelaksanaan tahapan pemilu.
Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) telah mencapai Rp5,87 triliun (69,19 persen), mengalami pertumbuhan capaian realisasi secara nominal sebesar Rp1,05 triliun (21,82 persen).
Terjadi kenaikan nominal yang cukup signifikan atas realisasi DBH tahun 2023 sebesar Rp843,38 miliar (89,46 persen).
Kenaikan ini terjadi karena kenaikan yang signifikan atas alokasi DBH untuk seluruh pemda di Kalimantan Utara akibat booming harga komoditas SDA pada 2022.
Penyaluran KUR
Terhadap penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) 2023 di Kalimantan Utara per Kabupaten/Kota per 30 September 2023 mencapai Rp579,09 miliar kepada 9.204 debitur dengan outstanding KUR sebesar Rp474,66 miliar.
Jumlah debitur KUR tertinggi tercatat di Kota Tarakan sebanyak 3.399 debitur dengan penyaluran mencapai Rp199.01 miliar lalu diikuti oleh Kabupaten Nunukan sebanyak 2.902 debitur senilai Rp213,21 miliar.
Selanjutnya Kabupaten Bulungan mencapai 1.910 debitur dengan outstanding KUR sebesar Rp108,82 miliar, Kabupaten Malinau 595 debitur senilai Rp40,26 miliar, dan Kabupaten Tana Tidung 396 debitur dengan outstanding Rp17,78 miliar.
Adapun penyaluran KUR terbesar di Kalimantan Utara hingga 30 September 2023 berdasarkan Bank penyalur disalurkan oleh BRI yaitu kepada 4.930 debitur dengan total mencapai Rp279,18 miliar.
PT. Pegadaian Syariah menyalurkan KUR kepada 2.371 debutir senilai Rp25.645.100.000; Bank Mandiri sebanyak 767 debitur dengan nilai mencapai Rp79.784.400.000; Bank Negara Indonesia 644 debitur dengan penyaluran sebanyak Rp142.305.000.000.
Selanjutnya BPD Kaltimtara dengan 431 debitur, senilai Rp43.166.000.000; Bank Tabungan Negara 52 debitur dengan nilai KUR mencapai RP6.745.000.000; Bank Central Asia sebanyak 8 debitur dengan KUR senilai Rp2.210.000.000.
Penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Kalimantan Utara terjadi di seluruh wilayah kabupaten/kota dengan total penyaluran mencapai Rp7,96 miliar dengan 1.898 debitur. Penyaluran terbesar terjadi di Kota Tarakan sejumlah Rp4 miliar dengan 851 debitur.
Hingga 30 September 2023, seluruh debitur yang tercatat merupakan debitur dari PT. PNM dan PT. Pegadaian.
Kinerja APBN September
Perkembangan aktivitas ekonomi nasional masih tetap kuat dan laju inflasi tetap terkendali. Namun demikian, risiko perlambatan aktivitas global tetap perlu diwaspadai dampaknya terhadap prospek ekonomi nasional.
Perkembangan terkini aktivitas ekonomi di negara utama memberikan gambaran prospek ekonomi global yang masih lemah. Ekonomi Amerika Serikat masih mengalami pelemahan aktivitas sektor riil dan perdagangan.
Ekonomi Tiongkok mengalami pemulihan ekonomi yang lemah dan prospek pertumbuhan yang melambat. Ekonomi Eropa masih terus mengalami tingkat inflasi yang tinggi, aktivitas sektor riil masih lemah, namun sektor jasa mengalami ekspansi.
Secara global Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur masih berada pada zona kontraksi. perkembangan harga komoditas global menunjukkan harga minyak mentah dunia meningkat didorong oleh penurunan sisi supply.
Hingga akhir September 2023, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah tercatat Rp2.540,09 miliar atau telah mencapai 85,93 persen dari target APBN 2023. Capaian tersebut lebih tinggi Rp199,94 miliar (yoy), melanjutkan tren kinerja yang masih positif sejak awal 2023.
Dari sisi pertumbuhannya, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah tumbuh 8,54 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode bulan sebelumnya.
Secara nominal, realisasi komponen Pendapatan Negara bersumber dari Penerimaan Perpajakan yang mencapai Rp2.307,41 miliar dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp232,69 miliar.
Berdasarkan pertumbuhannya, realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP tumbuh berturut-turut sebesar 6,76 persen (yoy) dan 30,11 persen (yoy), sedangkan capaian masing-masing komponen Pendapatan Negara terhadap Target berturut-turut yaitu Perpajakan 83,93 persen dan PNBP 112,51 persen.
Realisasi Belanja Negara sampai dengan akhir September 2023 mencapai Rp8.522,54 miliar (67,01 persen) dari Pagu, dan mencatatkan pertumbuhan sebesar 23,86 persen (yoy).
Realisasi Belanja Negara tersebut meliputi realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.651,66 miliar atau 62,68 persen dari Pagu, naik 28,62 persen (yoy) dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar Rp5.870,88 miliar atau 69,19 persen dari Alokasi, naik 21,82 persen (yoy). (rls)