TITIKNOL.ID, BERAU – Pemerintah Kabupaten Berau menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pelestarian kekayaan budaya dan sejarah lokal.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, baru-baru ini mengungkapkan dua program unggulan yang bertujuan untuk memperkuat warisan budaya daerah.
“Program pertama adalah pembangunan kawasan terpadu yang meliputi pusat seni, budaya, dan kreativitas berupa taman budaya dan balai adat,” ucapnya Rabu (11/9/2024).
Kata Sri Juniarsih Mas program ini diharapkan dapat menjadi pusat aktivitas budaya serta ruang kreatif bagi masyarakat Berau.
“Kemudian program kedua adalah revitalisasi bangunan bersejarah, termasuk keraton, makam, dan situs bersejarah lainnya,” bebernya.
Secara khusus, sambung dia upaya revitalisasi difokuskan pada Gunung Tabur.
“Di sini, pemerintah telah melaksanakan revitalisasi Cagar Budaya Keraton Gunung Tabur, penataan kawasan pemakaman Kesultanan Gunung Tabur, serta penataan makam Raja Baddit Dipattung,” imbuhnya.
Lebih lanjut, menurutnya inisiatif ini bertujuan untuk menjaga dan memelihara potensi Gunung Tabur sebagai salah satu ikon wisata sejarah Kabupaten Berau.
“Berdasarkan penilaian kami, potensi Gunung Tabur sebagai destinasi wisata sejarah sangat luar biasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merawat dan melestarikannya agar tidak punah ditelan oleh waktu,” ungkap Sri Juniarsih.
Ia juga berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dewan Adat Kesultanan Gunung Tabur dan seluruh perangkat terkait.
“Sebab pentingnya peran aktif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kelompok pengelola pariwisata, pelaku wisata, serta masyarakat dalam upaya merawat kekayaan budaya dan mempromosikan kegiatan-kegiatan kebudayaan di Kabupaten Berau,” tegasnya.
“Kabupaten Berau memiliki potensi besar sebagai mitra Ibukota Nusantara dalam sektor pariwisata dan kebudayaan. Tidak hanya menawarkan wisata alam, tetapi juga wisata sejarah yang memiliki nilai historis tinggi,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah.
“Serta mendorong perkembangan sektor pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya. (ADV/INK)